Fenomena mural 'Dibungkam' dan pembahasan represi terhadap para seniman yang berkarya di jalanan menjadi masalah beberapa bulan belakangan ini. Mural yang dihapus itu sempat menjadi topik hangat se-Indonesia.
Lalu bagaimana pergerakan seniman street art dan grafiti di Yogyakarta usai pembungkaman yang fenomenal tersebut?
Salah seorang seniman street art, Kinky_20 yang turut membuat mural 'Dibungkam' bersama Anagard dan teman-teman lainnya mengatakan para seniman tetap bersuara.
"Teman-teman tetap berkarya seperti biasanya sama seperti kemarin, meski saat awal pandemi intensitas para seniman berkurang. Ditambah isu klitih yang menyasar orang-orang yang tak ada masalah," kata Kinky_20 ketika dihubungi detikcom.
Kinky melanjutkan pasca mural 'Dibungkam' ada juga secara tidak langsung seniman yang mengatakan mereka merasa keberadaan karya 'Dibungkam' malah membuat batasan para seniman untuk berkarya di jalanan.
Tapi ia menegaskan sebenarnya berkarya di jalanan tidak masalah. Satpol PP kota Yogyakarta pun mengatakan kalau mural atau karya seninya tidak bersifat provokatif, berbau kritik, atau meresahkan masyarakat maka tak jadi masalah.
"Masih tetap berjalan kok para seniman, meski tempatnya tidak terdeteksi oleh petugas. Bukan spot di kota Yogyakarta yang sering di-boom oleh para seniman," katanya.
Jika biasanya seniman grafiti atau vandalisme berkarya untuk menjadi 'penanda' lokasi atau eksistensi namun berbeda dengan seniman mural.
Menurut Kinky_20, karya-karya seniman street art punya tujuan untuk berbicara dan menyentil berbagai isu-isu di sekitar.
"Mural menjadi salah satu alat untuk membangun sebuah negara," sambung Kinky_20.
Kini usai fenomena mural 'Dibungkam' dan lomba yang dibuat oleh Gejayan Memanggil, para seniman tetap berekspresi dan berkarya.
"Kami masih tetap berkarya dengan tema-tema isu sosial, politik, masalah lingkungan, sampah, dan lain-lain. Artinya kami berada di garis depan bukan kami tidak mencintai negara kita atau pemerintah tapi kami melalui mural dan street art adalah salah satu cara untuk mengkritik mereka," pungkasnya.
Simak Video "Perempuan Peru Tampilkan Mural untuk Tradisi Budaya"
(tia/tia)