Penulis Sophie Kinsella dikenal sebagai novelis roman yang akhir ceritanya membuat pembaca kesemsem. Genre chicklit yang ditulisnya dikenal seluruh dunia lewat seri novel Shopaholic yang terbit sekitar 20 tahun yang lalu.
Seri Shopaholic sukses diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dan di Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Akhir pekan lalu, Jakarta Content Week secara khusus menghadirkan Sophie Kinsella untuk pembaca Indonesia dan internasional lewat platform berbayar di situs mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sophie Kinsella menceritakan sebenarnya ia pernah terpikir untuk menuliskan novel dengan genre berbeda yakni kebalikan dari chicklit.
"Saya ingin menulis thriller dan saya pernah menulis plot ini. Saya mengirimkan beberapa bab ke agen saya, ketika baru jadi sebagian mereka mengatakan cerita saya baik-baik saja," tutur Sophie Kinsella di acara virtual Jakarta Content Week 2020, akhir pekan lalu.
"Tapi semua orang terlalu baik dan ternyata saya tidak terlalu bagus untuk menulis sedikit gelap," sambung Sophie Kinsella.
Di satu momen lainnya, Sophie Kinsella juga pernah menggarap cerita yang lucu tapi tak berjalan dengan mulus.
Ia masih ingat ketika ada acara live di toko buku, ada seorang pembaca yang menanyakan hal serupa. Secara terbuka, Sophie Kinsella ingin menuliskan cerita yang menyedihkan dan tak selalu membahagiakan.
"Saya ingin menulis cerita dengan ending menyedihkan untuk menantang diri saya sendiri dan perempuan ini selalu berteriak tidak. Kamu tidak bisa melakukan hal tersebut," tutur Sophie sembari tertawa.
![]() |
Novelis Christmas Shopaholic itu melanjutkan ceritanya, jauh di dalam dirinya ada karakter yang dibangun menolak untuk akhir kisah yang sedih.
"Kamu tidak boleh menulis ending sedih, tidak boleh. Perempuan itu selalu mengatakan kepada saya," lanjutnya.
Penulis seri Shopaholic menulis novel pertamanya sekitar 20 tahun yang lalu. Lewat karakter Becky Bloomwood yang dihadirkan, Sophie Kinsella mengatakan karakter universal itu telah disukai masyarakat dunia.
"Saya harus mengaku kalau itu sudah 20 tahun berlalu tapi rasanya masih saja seperti kemarin saya menulis tentangnya. Siapa tahu, ternyata Becky sangat disukai oleh orang banyak dan menyebarluaskan energi positif ke pembaca," pungkasnya.
(tia/dar)