Protes atas tewasnya George Floyd dan seruan #BlackLivesMatter bergaung di media sosial lewat berbagai platform, termasuk TikTok. Namun, muncul tudingan bahwa TikTok membatasi dan menyensor konten itu.
Dilansir Variety, Kamis (4/6/2020), tudingan ini muncul setelah sejumlah video dengan tagar #BlackLivesMatter dan #GeorgeFloyd mendapat 0 views. Padahal, banyak yang menonton itu.
Banyak pengguna TikTok yang menduga perusahaan itu sengaja melakukan sensor. Dugaan ini ditepis oleh TikTok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TikTok menyatakan bahwa ini merupakan masalah teknikal. Ada isu tampilan terhadap video-video itu sehingga terlihat belum ditonton sama sekali.
"Kami sadar dan meminta maaf pada kreator dan komunitas kulit hitam yang merasa tidak aman, tidak didukung, atau tertekan. Kami tidak mau siapa pun merasa demikian. Kami menyambut suara komunitas kulit hitam," kata GM TikTok AS, Vanessa Pappas.
TikTok menyatakan bahwa video-video dengan tagar #BlackLivesMatter sudah mendapat lebih dari 2 triliun views. TikTok juga mendukung Blackout Tuesday sebagai bentuk solidaritas mendukung gerakan Black Lives Matter.
CEO TikTok yang baru, Kevin Mayer, juga memberi pernyataan. Mantan petinggi Disney ini menegaskan dukungannya ke warga kulit hitam.
(imk/tia)