Usai peluncuran kembali karyanya, Yudhistira mengatakan ketika ide judul bukunya muncul, ia sudah memikirkan beberapa parodi untuk dimasukkan.
"Misalnya di bagian pertama kalau novel ada pembukaan 'pada suatu hari', saya menuliskan 'pada sebuah pagi yang merangsang'," tutur Yudhistira tertawa ketika ditemui awak media, Rabu (10/7/2019).
Dalam setiap postur sosok Arjuna di pewayangan pun selalu terlihat gagah namun sang penulis menggambarkannya Arjuna yang sedang bertolak pinggang. "Dari judul, pembuka, penggambaran karakter maka terjadilah chaos yang luar biasa. Kacau sekali sampai menimbulkan kontroversi saat itu," lanjut Yudhistira.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski novelnya mengungkapkan permasalahan yang serius, 'Arjuna Mencari Cinta' dituturkan dalam bahasa yang hidup, humoris, dan karikatural.
"Saya rasa ceritanya masih relevan dan nyambung untuk sekarang yah," kata ayahanda dari musisi Iga Massardi tersebut.
Novel 'Arjuna Mencari Cinta' mengisahkan tentang kisah percintaan Arjuna dengan banyak perempuan dan menggambarkan kehidupan sekelompok remaja Jakarta di tahun 1970-an. Setelah novelnya menang sebagai karya fiksi dan bacaan remaja terbaik, 'Arjuna Mencari Cinta' pun difilmkan pada 1980.
(tia/nu2)