Sepanjang pembelajarannya, Bagaskara mencari ciri khas yang memiliki karakter.
"Saya mencari tahu ciri khas seperti apa yang ingin saya lukiskan," ujarnya ketika diwawancarai di Galeri Nasional Indonesia, belum lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berimajinasi bagaimana kalau sebelum ada gedung-gedung, seperti banyak rumah di lukisan 'Harmonisasi Prambanan'. Ketika belum ada gedung tinggi," lanjut pria yang meraih pemenang 30 karya terbaik di lomba lukis kaca tingkat SMK se-Yogyakarta pada 2015 lalu.
Di lukisan 'Harmonisasi Prambanan', dia melukiskan suasana Candi Prambanan yang dipenuhi oleh rumah penduduk, bukan gedung bertingkat seperti saat ini.
"Zaman dulunya kan seperti ini, sekarang sudah diganti menjadi tempat wisata. Karena saya suka melukiskan pemandangan tradisional dan hal-hal tradisi," pungkasnya.
(tia/dal)