Di perayaan 100 tahun ini, penyelenggara mengusung tema 'Prisoner of Hope'. Nantinya lebih dari 32 lukisan karya Hendra Gunawan akan dipamerkan dan merupakan koleksi dari Ir.Ciputra.
Tema 'Prisoner of Hope' pun dipilih dengan beberapa alasan. Kalimat tersebut dinilai oleh kolektor terbesar karya Hendra Gunawan dengan makna yang khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tema tersebut pun, lanjut Ir.Ciputra, memiliki dua arti yang berdasarkan dari perjalanan hidup maestro kelahiran 11 Juni 1918 silam itu.
"Pak Hendra bersedia untuk bersusah-susah dahulu. Pak Hendra cerita pernah membeli 5 lukisannya sendiri. Saya tanya kenapa. Dia bilang karena itu lukisan palsu dan saya hancurkan semua. Dia bersedia mengeluarkan uang supaya lukisan palsu tidak beredar," katanya.
Nama Hendra Gunawan dalam sejarah seni rupa Indonesia masuk dalam deretan maestro bersama dengan S.Sudjojono, Basoeki Abdullah, Affandy, dan Raden Saleh. Karyanya kental dengan figur perempuan dan memancarkan semangat kerakyatan.
Ia pun pernah terpaksa dibui lantaran keterlibatan dalam Lekra. Sejak 1965 hingga 1978 ia berada di balik jeruji besi dan tetap melukis dalam penjara.
"Bukan karena politik dia masuk penjara tapi karena dia Lekra. Dia punya slogan sebagai pembantu rakyat jelata. Tapi Hendra Gunawan bukan seorang komunis. Buktinya pemerintah Jokowi berikan penghargaan pada Hendra Gunawan pada 2015," tutur Ir.Ciputra yang kemudian mendirikan museum serta mendedikasikan bagi karya-karya Hendra.
Dua pameran bergengsi yang dipamerkan oleh Ciputra Artpreneur yakni 'Hendra Gunawan: Prisoner of Hope' dan 'Spektrum Hendra Gunawan' akan dibuka untuk umum pada 5 Agustus. Eksibisi bakal berlangsung hingga 16 Agustus 2018.