Pameran yang meramaikan gelaran BDG Connex itu hadir di tua tempat sekaligus yaitu Galeri Soemardja FSRD Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Gedung Pengembangan Pusat Kebudayaan Jawa Barat. Dikuratori oleh Rizki A. Zaelani dan Diyanto, pameran ini menyajikan tema 'Balik Bandung'.
"Balik Bandung itu sebagai perjalanan kembali, kepulangan, atau pulang kampung bagi karya-karya yang sebelumnya diciptakan dan berasal dari Bandung dan kini kembali melongok tempat asalnya," ujar kurator pameran Rizki A. Zaelani dalam keterangan pers yang diterima detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandung yang menjadi salah satu kantong kebudayaan di Indonesia identik dengan berbagai tempat akademik seni rupa. Kota Kembang juga disebut sebagai tempat adanya gagasan modernisme seni dan pencapaian karya yang berbeda.
![]() |
"Perkembangan seni rupa Bandung selalu tertarik pada tema tentang kemajuan dan perintisan (tradisi avant-gardisme) dalam seni rupa, dengan manifestasi ekspresi yang berbeda-beda. Istilah 'Balik Bandung' juga memiliki pengalaman makna yang terus hidup dan dikenang hingga kini," lanjut Rizki.
Ke-40 karya seni rupa koleksi GNI itu merupakan hasil cipta 40 perrupa kenamaan. Di antaranya adalah bay D. Subarna, Aceng Arief, A.D. Pirous, Affandi, Ahadiyat Joedawinata, Ahmad Sadali, Angkama Setjadipradja, But Muchtar, Chandra Johan, Chusin Setiadikara, Erna Garnasih Pirous, F. Widayanto, G. Sidharta Soegijo, Haryadi Suadi, Hendra Gunawan, Herry Dim, Heyi Ma'mun, I Nyoman Tusan, Jeihan Sukmantoro, Kaboel Suadi, Kartono Yudhokusumo, Krisna Murti, Mamannoor, Mochtar Apin, Popo Iskandar, Redha Sorana, Rini Chairin Hayati, Rita Widagdo, Samsudin Harjdakusumah (Sam Bimbo), dan lain-lain.
Pameran berlangsung pada 14-23 Juli 2018.
(tia/tia)