.webp)
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengatakan ini masanya bagi Indonesia untuk tampil di hadapan dunia.
"Ini waktunya bagi Indonesia unjuk gigi kepada dunia, resep apa yang kita punya. Hidup beragam tapi satu. Kita bicara Biennale Tunggal Ika dalam kesenian. Sekaligus memperlihatkan kemampuan kita dalam mengelola perbedaan," ujar Hilmar Farid saat jumpa pers di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah waktunya juga dunia belajar pada Indonesia," lanjut Hilmar lagi.
Duta Besar Kerajaan Belgia, Patrick Herman, mengatakan Festival Europalia berbeda dari festival seni lainnya di dunia. Tak hanya menampilkan keanekaragaman acara tapi juga periode yang cukup lama, selama 3 bulan, 50 kita dan 300 acara.
"Tujuan dari festival ini juga sangat unik yaitu membangun jaringan kerja internasional dan menciptakan kerjasama para seniman, kurator, koordinator dari Eropa, dan negara tamu dengan mengangkat konsep 'cross border'," kata Patrick Herman, saat jumpa pers.
Festival Europalia terselenggara sejak tahun 1969 silam dan menjadi yang ke-4 didedikasikan untuk negara-negara Asia. Dalam sejarah Europalia beberapa tahun terakhir, Europalia China yang diresmikan Presiden Xi Jinping dan Eupalia India terbukti menjadi Europalia terpopuler dengan jutaan pengunjung.
Di tahun 1989, di bawah naungan Yang Mulia Kaisar Jepang, Europalia saat itu berhasil menarik 1,7 juta pengunjung. Festival ini diselenggarakan di 'ibu kota Eropa' yaitu kota Brussels dengan awalnya menampilkan negara-negara Uni Eropa. N
egara yang pertama ikut adalah Italia, Belanda, Brasil, Rusia, India, China. Sekarang, pihak penyelenggara akan melengkapi negara-negara 'MIKTA' (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia). Bagaimana dengan keikut sertaan Indonesia di Festival Europalia 2017?
Simak artikel berikutnya!
