Mouly Surya semakin dikenal usai merilis 'Fiksi' di 2008. Lewat film tersebut, Mouly sempat diganjar beberapa penghargaan di antaranya Sutradara Terbaik dan Film Terbaik di Festival Film Indonesia.
Ia selanjutnya menelurkan film kedua berjudul 'What They Don't Talk About When They Talk About Love' di 2013. Film tersebut melanglang ke berbagai festival di antaranya Sundance Film Festival juga International Film Festival Rotterdam di Belanda.
Kini setelah 'Marlina Si Pembunuh Empat Babak' tayang perdana di Cannes Festival, film ini juga mampir ke berbagai festival di dunia. Yang terdekat ada Toronto International Film Festival akan menyambut film Mouly yang ketiga ini September mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih ia mengambil kuliah di jurusan Sastra Inggris. Tak pernah terpikir ia akan menjadi sutradara film seperti saat ini.
Sambil tertawa mengenang masa lalunya, perkenalannya dengan film dimulai ketika dirinya ikut serta dalam sebuah proyek membuat film amatir di kampusnya di Melbourne, Australia.
"Entah gimana, gue seperti ngerasa kalau film tuh nggak jauh beda sama menulis. Hasilnya aja yang beda dari dua hal itu, seperti menulis cuma hasil akhirnya dalam bentuk visual," urai Mouly Surya mengenang.
Sejak saat itu, ia kemudian menseriusi dunia layar lebar. Mouly pun berinisiatif mengambil pendidikan S2 di jurusan film.
Kini film dan sutradara tak hanya dipandangnya sebagai sekadar profesi.
"Film itu buat gue is my life. Jadi bukan lagi persoalan suka (sama film) atau nggak," tukasnya.