Tamara pun selalu menciptakan persoalan tentang 'ketubuhan'. "Dunia makin kecil dan terkoneksi. Itu yang aku manfaatkan sekarang dan masih menantang banyak hal dengan tubuhku sendiri," katanya ketika mengobrol bareng detikHOT di kediaman pribadinya.
Simak: Bermula dari Pengamen, Tamara Pertamina Kini Jadi Seniman Ternama
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berkarya di Australia akhir tahun lalu, Tamara mengaku kondisi lingkungan di sana sangat bebas. "Ada performance di Brisbane dan lebih bebas menyuarakan diri elu siapa, dan mereka lebih menerima," lanjutnya.
Salah satu karya kolaboratif Tamara yang teranyar dan baru-baru ini berlangsung yakni pada tahun 2005. Saat itu, Tamara berkolaborasi dengan seniman dari sejumlah negara. Salah satunya dalam Goma Gallery di Brisbane "Asian Pacific Trienale #8" dan berkolaborasi dengan seniman Ming Wong, Shahmen Suku, dan Bradd Edward. Karya bersama itu berjudul 'Aku Akan Bertahan' yang terinspirasi dari lagu 'I will Survive'.
Baca Juga: Tamara Pertamina: Seni itu Tak Dibatasi Apapun
Tamara juga terlibat dalam acara seni di Gertrude Contemporary Art berjudul Ancient MSG. Ia berkolaborasi dengan empat seniman Australia dan tiga seniman Indonesia.
"Aku cuma bicarakan tubuhku sendiri, apakah itu dijadikan refleksi sama yang punya pengalaman tubuh yang sama, ya aku bersyukur," pungkasnya.
(tia/mmu)