Belajar Seni Otodidak, Tamara Pertamina Ciptakan Karya Soal 'Tubuh'

Spotlight

Belajar Seni Otodidak, Tamara Pertamina Ciptakan Karya Soal 'Tubuh'

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 27 Apr 2016 16:15 WIB
Foto: Arcolabs Surya University
Yogyakarta - Seni tidak harus dipelajari di bangku kuliah maupun sekolah seni ternama. Lewat pembelajaran otodidak dari internet, seniman Tamara Pertamina membuktikannya. Namanya kini diperhitungkan di ranah internasional.

Tamara pun selalu menciptakan persoalan tentang 'ketubuhan'. "Dunia makin kecil dan terkoneksi. Itu yang aku manfaatkan sekarang dan masih menantang banyak hal dengan tubuhku sendiri," katanya ketika mengobrol bareng detikHOT di kediaman pribadinya.

Simak: Bermula dari Pengamen, Tamara Pertamina Kini Jadi Seniman Ternama

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persoalan refleksi 'tubuh' pun, kata dia, kalau menyinggung gender maupun seksualitas maka tidak sengaja. "Aku mau melepas anggapan itu semua, aku mau benar-benar berkarya dan nggak punya batasan apapun," lanjut Tamara.

Saat berkarya di Australia akhir tahun lalu, Tamara mengaku kondisi lingkungan di sana sangat bebas. "Ada performance di Brisbane dan lebih bebas menyuarakan diri elu siapa, dan mereka lebih menerima," lanjutnya.

Salah satu karya kolaboratif Tamara yang teranyar dan baru-baru ini berlangsung yakni pada tahun 2005. Saat itu, Tamara berkolaborasi dengan seniman dari sejumlah negara. Salah satunya dalam Goma Gallery di Brisbane "Asian Pacific Trienale #8" dan berkolaborasi dengan seniman Ming Wong, Shahmen Suku, dan Bradd Edward. Karya bersama itu berjudul 'Aku Akan Bertahan' yang terinspirasi dari lagu 'I will Survive'.

Baca Juga: Tamara Pertamina: Seni itu Tak Dibatasi Apapun

Tamara juga terlibat dalam acara seni di Gertrude Contemporary Art berjudul Ancient MSG. Ia berkolaborasi dengan empat seniman Australia dan tiga seniman Indonesia.

"Aku cuma bicarakan tubuhku sendiri, apakah itu dijadikan refleksi sama yang punya pengalaman tubuh yang sama, ya aku bersyukur," pungkasnya.

(tia/mmu)

Hide Ads