Review Metal Lords: Yang Penting Metal, Bos!

Review Metal Lords: Yang Penting Metal, Bos!

Candra Aditya - detikHot
Senin, 11 Apr 2022 18:02 WIB
Metal Lords
(Foto: dok. Netflix) Dengan penampilan yang fresh dan apik dari trio pemeran utamanya, Metal Lords adalah film yang menggemaskan untuk ditonton di saat-saat santai.
Jakarta -

Membayangkan D.B. Weiss, salah satu pembuat Game of Thrones, menulis film remaja setelah membuat semua umat manusia menyaksikan intrik politik di dunia fantasi adalah hal yang sangat absurd. Tapi itulah yang terjadi. Setelah merilis delapan musim Game of Thrones, Weiss ujug-ujug malah memproduseri dan menulis film remaja yang kecil ini. Meskipun hasilnya adalah sebuah film remaja yang lumayan formulaic tapi setidaknya Metal Lords bukan tontonan yang jelek.

Tokoh utamanya adalah Kevin (Jaeden Martell) yang seperti kebanyakan film remaja adalah seorang remaja yang masuk kaum culun. Dia menjadi salah satu pemain drum di band sekolah, dia tidak pernah punya pengalaman dengan lawan jenis, dan dia bersahabat dengan orang yang paling nggak jelas di sekolah, Hunter (Adrian Greensmith).

Kalau Kevin perangainya lembut bahkan kalau berbicara suaranya sangat kecil, Hunter adalah kebalikannya. Tidak membutuhkan banyak detektif untuk tahu bahwa Hunter memiliki daddy issues yang sangat akut. Ditambah dengan hormon-hormon remajanya yang sedang meledak-ledaknya, satu-satunya pelariannya adalah mendengarkan musik metal dan tentu saja mencoba untuk menjadi musisi-musisi keren yang dia dengarkan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian muncul berita bahwa akan ada Battle of the Band. Hunter tentu saja ingin dia dan Kevin berkolaborasi untuk ikutan acara tersebut. Tapi masalah mereka banyak. Selain nama band mereka sangat kasar (Skullfucker), mereka juga butuh pemain bass. Ada cewek yang jago main cello bernama Emily (Isis Hainsworth) tapi Hunter tidak mau ada cewek di band-nya. Kompetisi akhirnya tidak hanya mengubah nasib band kecil mereka tapi juga persahabatan mereka.

Film remaja, bagaimana pun bentuknya selalu ada trope-trope yang sudah tertulis di DNA-nya. Beberapa mencoba keras untuk memberontak, tapi tidak sedikit yang mengikuti trope-trope tersebut. Tidak ada pilihan yang salah. Yang penting adalah bagaimana cara meramunya. Keberhasilan utama Metal Lords adalah menggunakan dua karakter utama yang sangat culun untuk menjadi tokoh sentral sehingga setiap penonton pasti bisa relate dengan perjalanan mereka. Tapi sayangnya seiring dengan berjalannya film, ada banyak hal yang membuat logika film ini jadi buyar.

ADVERTISEMENT

Kevin digambarkan sudah berteman cukup lama dengan Hunter yang memang seperti bom atom meledak. Selain Kevin, Hunter tidak memiliki siapapun. Tidak hanya dia sangat posesif, Hunter adalah sosok yang lumayan kasar. Kalau memang mereka sudah berkawan lama, seharusnya sudah dari dulu Kevin dipaksa mendengarkan semua band metal yang direkomendasikan Hunter. Kenapa baru setelah mereka dengar ada Battle of the Band, Hunter mendadak minta Kevin untuk belajar nge-drum agar lebih jago?

Sebagai film yang menaruh persahabatan Kevin dan Hunter sebagai jantungnya, Metal Lords juga lumayan gagal untuk membuat saya percaya bahwa persahabatan dua tokoh utamanya tulus. Mereka berdua tidak pernah membicarakan hal-hal yang deep atau serius. Semua obrolan mereka superfisial dan hanya berputar seputar masalah band dan percintaan. Padahal dua karakter ini memiliki background keluarga yang sangat berbeda yang bisa dieksploitasi untuk membuat persahabatan mereka nampak dalam. Hunter muak dengan bapaknya yang dengan gampang pisah dengan ibunya, Kevin berasal dari keluarga yang kurang makmur. Tapi sepanjang film penonton tidak pernah melihat pembicaraan yang bermakna mengenai ini.

Weiss sebenarnya mencoba memberikan warna baru dalam Metal Lords dengan membuat si love interest agak berbeda. Emily bukanlah gadis populer dengan hati emas seperti kebanyakan film remaja. Emily juga bukan cewek gothic yang dengan bebas merdeka memakai kaos band metal seperti kebanyakan film sejenis. Love interest-nya disini malah seorang gadis yang punya masalah mengendalikan amarah dan sangat lembut. Saya sangat suka bagaimana cara Weiss membuat hubungan natara Kevin dan Emily masuk ke ranah no drama club. Tapi sisa filmnya ternyata berjalan sesuai dengan semua resep yang ada.

Meskipun Metal Lords mengikuti semua formula film remaja yang ada, lengkap dengan adegan final Battle of the Band yang dramatis, film ini tetap manis untuk ditonton. Film yang mengusung tema persahabatan dan menggambarkan bagaimana susahnya untuk menjadi relevan di SMA akan selalu tetap bisa dinikmati. Dengan penampilan yang fresh dan apik dari trio pemeran utamanya, Metal Lords adalah film yang menggemaskan untuk ditonton di saat-saat santai.

Metal Lords dapat disaksikan di Netflix.

---

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

(aay/aay)

Hide Ads