'Nightcrawler': Ketika Psikopat Mencari Berita

'Nightcrawler': Ketika Psikopat Mencari Berita

- detikHot
Kamis, 20 Nov 2014 11:04 WIB
Nightcrawler: Ketika Psikopat Mencari Berita
Jakarta - Dan Gilroy mungkin memang belum seterkenal saudaranya –yang juga menjadi produser film ini– Tony Gilroy. Tapi, dengan 'Nightcrawler' debutnya sebagai sutradara, Dan Gilroy menunjukkan bahwa dia mempunyai talenta sebesar Himalaya. Tidak ada monster raksasa, alien atau bahkan bencana alam untuk membuat Anda merinding ketakutan. Dalam 'Nightcrawler', Dan Gilroy mencoba menakut-nakuti Anda dengan Jake Gyllenhaal yang akan melakukan apapun demi kesuksesannya.

Pertama kali kita melihat Lou Bloom (Jake Gyllenhaal), dia berada di pinggir jalan dengan tang di tangannya dan sedang mencuri pagar. Serendah itu manusia bernama Lou Bloom ini dalam mencari makan. Dia mencuri kawat dan besi untuk dijual. Dengan bentukannya yang kurus dan tanda hitam di bawah matanya, Bloom cukup menakutkan. Meskipun, dia berusaha menebusnya dengan kata-kata manis dan perbendaharaan kata seperti kepala HRD.

Malam itu Lou Bloom melihat kecelakaan di jalan tol. Kamera Joe Loder (Bill Paxton dalam bentuk paling menyebalkan) terus-menerus merekam korban kecelakaan tersebut. β€œBuat apa?” tanya Bloom sopan. β€œUntuk berita pagi,” katanya. Begitu mudahnya, pikir Bloom. Hanya dengan kamera, lampu dan tentu saja, berita kriminal, kita bisa mendapatkan uang! Bloom pun tergiur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan modal sepeda curian, Bloom membeli kamera dan mulai bertualang di malam hari untuk mencari bahan berita. Setelah usaha pertamanya membuahkan hasil dan mempertemukannya dengan Nina (Rene Russo), produser acara berita kriminal di tv lokal, Lou mempekerjakan karyawan polos bernama Rick (Riz Ahmed) sebagai asistennya. Dan, inilah awal mula sebuah kisah yang Anda harap hanyalah sebuah fiksi belaka.

Sebagai pembuat film, Dan Gilroy tahu bahwa dalam 'Nightcrawler' dia memiliki umpan yang mematikan: karakter yang kuat. Lou Bloom adalah apapun yang bisa digambarkan dengan kata β€œunik”, β€œmenyeramkan” namun tetap berkharisma. Jenis karakter yang akan membuat penonton terus menatap layar lekat-lekat sampai akhir film. Jenis karakter yang akan menggiring plot film dengan mudahnya. Ini jenis film yang jika diperankan oleh aktor yang sangat bagus akan menjadi sebuah film yang tidak akan Anda lupakan.

Masuklah Jake Gyllenhaal yang secara fisik terlihat unyu dan imut-imut. Kita tahu bagaimana sosoknya lebih sering dieksploitasi Hollywood untuk bermain film yang β€œremeh”, seperti 'The Prince of Persia'. Untunglah ia tahu bahwa sebagai aktor dia terus berkembang. Setelah 'Brokeback Mountain' yang membuat namanya meledak, Gyllenhaal memilih bekerja dengan Sam Mendes dalam drama perang 'Jarhead' dan masuk dunia Fincher dalam 'Zodiac'. Kemudian dia bertemu dengan David Ayer yang memberinya kesempatan untuk menjadi polisi yang kuat dalam drama yang dipuji, 'End of Watch'. Dan, mencicipi gelapnya dunia Denis Villeneuve berturut-turut dalam 'Prisoners' dan 'Enemy'.

Sekarang dalam 'Nightcrawler', Jake Gyllenhaal mencoba meyakinkan bahwa pria yang pernah bermain dalam 'Bubble Boy' tersebut bisa menjadi sosiopath yang benar-benar menyeramkan. Usahanya dimulai dengan menguruskan badannya sampai sepuluh kilo, yang membuatnya tampak seperti tengkorak, lengkap dengan tulang pipi yang menonjol dan garis hitam di bawah matanya. Kemudian ia menambahkan hal-hal kecil namun menarik seperti mengikat rambutnya yang panjang ketika Lou Bloom mulai melakukan aktivitas yang β€œnakal”. Dan, diakhiri dengan bagaimana Gyllenhaal menatap kamera tanpa berkedip. 'Nightcrawler' resmi menjadi milik Gyllenhaal.

Cara dia menyampaikan dialog yang khas omong-kosong korporat adalah hal yang lucu sekaligus menyeramkan. Ada dua pilihan di sini: entah dia memang berharap bahwa orang-orang akan kemakan omong-kosongnya, atau ini hanyalah cara paling sederhana untuk berperilaku normal seperti manusia kebanyakan. Lou Bloom jauh dari kata normal. Orang yang membawa kamera ke mana-mana dan merekam orang-orang yang sekarat dengan darah muncrat di mana-mana dengan santai tanpa ada pun rasa risih sudah pasti ada yang salah dengan kepalanya. Dan, Gyllenhaal melakukannya dengan begitu asyik sampai akhirnya Anda ingin menutup mata begitu kita sampai di adegan kejar-kejaran yang menegangkan.

Selain Gyllenhaal sendiri, Russo dan Ahmed juga memiliki chemistry yang baik dengannya. Sementara Ahmed berhasil mencuri perhatian sebagai asisten yang tabah, Russo memberikan porsi yang seimbang bagi karakter Bloom yang amoral. Adegannya bersama Gyllenhaal di sebuah restauran adalah roller coaster tersendiri.

Dengan set Los Angeles yang eksotis di malam hari, Dan Gilroy melukis 'Nightcrawler' dengan kamera yang begitu efektif. Perhatikan gerakan kamera yang makin lama makin liar seiring dengan larinya plot yang makin lama makin menukik. Kudos untuk sinematografer Robert Elswit. Sementara itu editing dari John Gilroy yang mantap memberikan kita banyak imajinasi liar tentang kebrutalan Lou Bloom. Kita memang tidak pernah diberikan kesempatan untuk melihat apa yang terjadi antara Nina dan Bloom, namun bisikannya di control room memberikan banyak imajinasi yang tidak menyenangkan.

'Nightcrawler' adalah film sederhana yang dimulai dengan pelan dan berakhir dengan gemuruh. Menontonnya di bioskop adalah satu-satunya cara paling tepat untuk merasakan debaran adrenalinnya. Dan, Dan Gilroy resmi menjadi salah satu pemenang tahun ini.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads