T-Five Beberkan Kunci Gaet Gen Z dan Musik Tetap Relevan

Grup T-Five kembali muncul di televisi. Para personel membagikan strategi dalam menghadapi lanskap musik yang kini didominasi oleh Generasi Z.

Alih-alih merombak total identitas musik, grup yang populer di awal tahun 2000-an ini memilih untuk beradaptasi dengan sentuhan modern sambil mempertahankan warna asli mereka.

Menjawab tantangan zaman di mana selera musik berubah dengan cepat, T-Five mengakui perlunya penyesuaian. Menurut para personel, adaptasi utama dilakukan pada pemilihan suara yang lebih modern dan penulisan lirik yang lebih lugas, ciri khas yang banyak ditemukan pada lagu-lagu favorit Gen Z.

"Eh sebenarnya gini, lebih uniknya Gen Z itu sekarang liriknya. Liriknya kalau, kalau kita mau lihat bedanya zaman-zaman kita terus sama sekarang, dari liriknya. Liriknya lebih spontan, lebih blak-blakan," ungkap Gordon di Studio Brownis Trans TV pada Selasa (18/11/2025).

Meski begitu, T-Five menegaskan bahwa ciri khas musik mereka tidak akan hilang. Menurut Aldo, penyesuaian dilakukan terhadap beberapa aspek seperti pemahaman lirik. Namun identitas T-Five akan selalu dijaga agar tetap konsisten dan mudah dikenali oleh penggemar lama maupun baru.

"Nah, cuma yang jelas, yang jelas warna T-Five akan selalu jadi T-Five. Menyesuaikan, ada beberapa penyesuaian saja sedikit, cuman mudah-mudahan ya kita akan tetap konsisten," kata Aldo.

Demi menggaet Gen Z, T-Five memperkenalkan single terbaru mereka yang berjudul Fallin' in Love. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi dengan Melly Mono, mantan vokalis band She. Menurut Aldo, lagu ini sangat relevan dengan kisah cinta anak muda saat ini dan menggunakan suara yang terinspirasi dari era 90-an, yang justru sedang digandrungi kembali oleh Gen Z.

"Jadi bisa didengerin, itu dia lebih kekinian, lebih love story banget, berhubungan banget sama percintaan-percintaan zaman sekarang dan musiknya, sound musiknya ya, back to 90's di mana anak-anak Gen Z sekarang lagi sering pakai sound-sound seperti 90's dan 80's," jelas Aldo.

Proyek bersama Melly Mono ini tidak berhenti di satu lagu. Gordon mengungkapkan bahwa kolaborasi ini dirancang sebagai sebuah trilogi. Single Fallin' in Love adalah pembuka dari tiga lagu yang akan dirilis secara bertahap.

"Bulan ini ada yang kedua, nanti next ada yang ketiga, jadi tiga single berkonsep trilogi," ujar Gordon.

Di tengah era digital yang serba cepat dan tuntutan untuk menjadi viral, T-Five memilih untuk fokus pada konsistensi dalam berkarya. Bagi mereka, tantangan terbesar bukanlah menjadi viral, melainkan tetap produktif dan menjadi diri sendiri. Mereka percaya bahwa dengan terus berkarya, eksistensi mereka akan tetap terjaga.

Menanggapi fenomena bahwa banyak musisi Gen Z yang meng-cover lagu-lagu lama, T-Five merasa senang. Hal itu menjadi bukti bahwa musik mereka masih relevan. Mereka pun sering mendapati anak-anak muda ikut menikmati penampilan di berbagai konser.

"Oh, sering. Ada, itu jadi salah satu bukti juga, testimoni, bahwa musik lama juga belum tentu tidak diterima oleh Gen Z," kata Aldo.

"Jadi seperti lagu tadi sering dibawain di Brownis itu, itu kan juga sering banyak di-cover anak-anak Gen Z juga. Iya betul. Gitu, jadi ya, ya kita sih senang," timpal Gordon.

T-Five berharap para pendengar baru, dari kalangan Gen Z, dapat menikmati karya-karya mereka, menghafalkan liriknya, dan menggunakan lagu-lagu mereka di berbagai platform media sosial.

"Iya. Download sebanyak-banyaknya. Hafalin liriknya. Pakai lagu-lagu T-Five di social media. Posting pakai lagu itu dan nyanyiin setiap saat," kata Gordon.