Industri musik Indonesia masih riuh dengan pembahasan royalti. Ada beberapa musisi yang muncul dengan keluhan transparansi.
Anang Hermansyah jadi salah satu yang juga tersentil dengan masalah tersebut. Ia mengaku tengah mengembangkan Asix Music yang bergerak seperti Spotify.
"Asix Music itu platfom yang hampir sama dengan Spotify, streaming platform," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Platform tersebut akan bergerak di blockchain. Menurut Anang Hermansyah, blockchain memang masih menjadi kontroversi. Tapi, ia yakin sistem tersebut jadi alternatif yang paling masuk akal untuk mengembangkan industri musik.
"Blockchain itu transparan, nggak mungkin bisa dihapus, jelas, clear. Itu yang dibutuhkan dalam demokrasi musik. Itu yang akan datang di streaming platform Asix Music, antara realtime antara pendengar dan pemilik jadi clear," tuturnya.
"Penggarapan sudah 40 persen, karena memang melihat kebutuhan yang sangat urgent, karena untuk pendapatan artis menjadi sangat penting."
Anang menyebut sistem blockchain bakal menyimpan data dengan detail yang juga menguntungkan untuk perhitungan pajak. Menurutnya, hal itu yang menguntungkan seniman, karena lebih transparan.
"Ini benar-benar bisa jadi alternatif untuk permasalahan musik Indonesia, yang jadi nomor 4 di pasar dunia. Dari data kreatif industri, di 17 subsektor di Indonesia, industri musik belum ada 1 persen. Kita mendorong dibuat aturan pemerintah di blockchain, untuk membangun kreatif industri," tegasnya.
(nu2/nu2)