Kominfo Bolehkan Gelar Konser Musik Skala Besar, Ini Syaratnya

Kominfo Bolehkan Gelar Konser Musik Skala Besar, Ini Syaratnya

Tim Detikcom - detikHot
Senin, 27 Sep 2021 15:22 WIB
New Zealand band Six60 perform at Eden Park in Auckland, New Zealand, Saturday, April 24, 2021. Six60 is being billed as the biggest live act in the world since the coronavirus pandemic struck after New Zealand stamped out the spread of the virus, allowing life to return to normal. On Saturday, the band played a remarkable finale to their latest tour, performing in front of 50,000 people at the first-ever concert at Aucklands Eden Park.(AP Photo/David Rowland)
Ilustrasi konser. Foto: AP/David Rowland
Jakarta -

Konser musik dan pertunjukan sejenis menjadi kegiatan yang dilarang untuk dilakukan selama pandemi berlangsung. Bukan tanpa alasan, acara tersebut dianggap mendatangkan banyak orang dan mengumpulkannya dalam satu lokasi. Kegiatan itu dianggap berisiko dalam penularan virus di masa pandemi.

Namun kini, angin segar dihembuskan oleh pihak pemerintah. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengungkapkan pemerintah telah memberi izin penyelenggaraan kegiatan besar dengan mengikuti pedoman protokol kesehatan.

"Mempertimbangkan perlunya kita mewadahi aktivitas masyarakat agar tetap produktif namun juga aman dari COVID-19, pemerintah kini dapat memberikan izin untuk mengadakan perhelatan dan pertemuan berskala besar yang melibatkan banyak orang, asalkan mematuhi pedoman penyelenggaraan yang telah ditetapkan," ujar Johnny dalam keterangan tertulis, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memperbolehkannya kegiatan berskala besar untuk dilangsungkan, Johnny G. Plate berharap hal itu akan menjadi percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Meski demikian ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus ditaati. Bagi Johnny G. Plate, ada enam faktor resiko penularan yang harus dihindari, di antaranya:

ADVERTISEMENT

1. Kondisi kasus COVID-19 di daerah tempat kegiatan berlangsung.

2. Potensi penularan selama kegiatan di tempat umum akibat jarak antar partisipan dan buruknya sirkulasi udara.

3. Durasi kegiatan yang lama, risiko penularan semakin tinggi.

4. Tata kelola kegiatan dalam ruangan dengan sirkulasi udara buruk, berpeluang lebih besar penularan.

5. Jumlah partisipan yang banyak membuat potensi penularan semakin besar.

6. Pelaku partisipan yang belum vaksinasi secara penuh dan tidak menjalankan protokol kesehatan secara disiplin, dapat meningkatkan peluang penularan.

Untuk menekan enam resiko tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum kegiatan, saat kegiatan, dan setelah kegiatan berlangsung.

Sebelum kegiatan, penyelenggara harus mengedukasi perihal protokol kesehatan bagi seluruh partisipan, menyusun pedoman pelaksanaan dengan rencana kontijensi, dan memastikan fasilitas dan sarana serta prasarana mendukung diberlakukannya protokol kesehatan.

Saat acara, penyelenggara wajib memastikan skrining kesehatan sebelum kegiatan berlangsung, memastikan alat kesehatan pendukung cukup dan dapat dengan mudah diakses, memastikan setiap partisipan mematuhi protokol kesehatan termasuk di luar wilayah kegiatan, dan segera merujuk kasus positif apabila ada yang terdeteksi selama kegiatan berlangsung untuk melakukan perawatan medis dan isolasi.

Sementara itu, setelah acara, penyelenggara harus memastikan tidak ada kasus positif yang lolos dari pengawasan dan karantina.

"Mari biasakan adaptasi perilaku baru hidup bersama dengan COVID-19, agar seluruh partisipan dan penyelenggara bisa sehat datang, sehat pulang," kata dia.




(srs/tia)

Hide Ads