Musisi folk Afghanistan, Fawad Andarabi, meninggal dunia karena menjadi korban pembunuhan Taliban. Hal itu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga.
Menurut sang anak, Jawad Andarabi, sebelum ayahnya dieksekusi, ada pasukan Taliban yang datang ke kediamannya, bahkan sempat minum teh bersama.
Tetapi keadaan berubah, Fawad Andarabi kemudian digiring keluar rumah dan ditembak di sawah yang terletak di lembah Andarabi, provinsi Baghlan yang berjarak 100 KM sisi utara Kabul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jawad Andarabi pun menuntut keadilan atas kepergian ayahnya yang tewas mengenaskan. Baginya, sang ayah tidak memiliki kesalahan apapun. Selama ini, sang ayah hanya bernyanyi demi menghibur para pendengarnya.
"Dia tidak bersalah, dia hanyalah penyanyi yang menghibur orang-orang," ujar sang Jawad dikutip dari Associated Press.
"Mereka (Taliban) menembaknya di kepala di sawah," sambungnya.
Semasa hidupnya, Fawad Andarabi adalah musisi yang memainkan alat musik tradisional bernama ghicak dan kecapi. Lagu-lagunya kebanyakan bertutur tentang Afghanistan sebagai Tanah Kelahirannya.
Taliban memang diketahui melarang sebagian besar bentuk musik. Larangan itu hanyalah salah satu dari aturan ekstrem yang ditetapkan oleh Taliban.
Pembunuhan tersebut memicu kekhawatiran atas kebrutalan Taliban yang kian banyak mengambil alih wilayah di Afghanistan setelah Amerika Serikat angkat kaki.
Meninggalnya Fawad Andarabi mengundang respons dari Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Massoud Andarabi. Dalam kicauan di akun Twitternya, dia menuliskan:
"Kebrutalan Taliban berlanjut di Andarab. Hari ini mereka secara brutal membunuh penyanyi lagu folk, Fawad Andarabi, yang hanya membawa kegembiraan bagi lembah ini dan warganya," tulisnya.
(srs/wes)