Intro dengan petikan gitar pada Semua Tentang Kita yang tertuang dalam album perdana Peterpan, Taman Langit (2003), begitu melekat pada lagu itu. Namun rupanya, ketika menciptakan lagu itu, Ariel tidak membayangkan bebunyian sebagaimana yang ada dalam lagu itu.
Ketika menulisnya, ia ingin lagu tersebut sarat dengan petikan gitar akustik sebagaimana lagu tentang persahabatan yang asyik untuk dinyanyikan di tongkrongan.
Ada daya, saat itu Peterpan adalah pendatang baru di industri musik. Alat-alat yang mereka miliki untuk melakukan rekaman masih terbatas. Suara yang ada di kepala ketika menciptakan lagu tidak semua dapat diterjemahkan secara sempurna pada praktiknya.
"Kayaknya semua lagu itu kayak gitu," kenang Ariel sambil mengingat-ingat dalam sesi wawancara terbatas dengan detikcom. "Semua Tentang Kita inginnya pertama kali direkam itu pakai gitar akustik, tapi apa daya dulu kami memang nggak punya gitar akustik yang bagus, yang layak untuk rekaman, akhirnya kami pakai gitar listrik," ungkap dia lagi.
Baca juga: NOAH Terus Revisi Band di Usia 8 Tahun |
Peterpan, yang kini telah berganti nama menjadi NOAH dan telah menjadi grup musik yang mapan, akhirnya memiliki kesempatan untuk mewujudkan suara dan bebunyian sebagaimana yang mereka idam-idamkan dulu.
"Kalau sekarang diganti jadi seperti yang kami cita-citakan, jadi pakai gitar akustik," tambah Ariel.
![]() |
Hal itu tidak hanya terjadi pada lagu Semua Tentang Kita. Band beranggotakan Ariel (vokal), Lukman (gitar), dan David (kibor) itu kini tengah dalam proses penggarapan proyek musik bernama Second Chance. Seperti namanya, proyek musik itu memberikan 'kesempatan kedua' bagi lagu-lagu Peterpan untuk didaur ulang atas nama NOAH.
Sambil tertawa, Lukman mengungkapkan ia mengganti isian hampir semua lagu Peterpan. Pengetahuan tentang musik dan bertambahnya referensi perihal bunyi menjadi alasan mengapa ia memperbarui bebunyian gitarnya.
"Kalau sound gitar, hampir semua lagu diganti semua. Karena dulu nggak ngerti, karena pengetahuannya segitu dulu. Segini tuh keren. Setelah perkembangan zaman sekarang, kok gitar gue gini ya dulu," ujar Lukman.
Tidak hanya bebunyian gitar yang berubah. Kibor pun berubah. Bila dulu kibordis Peterpan adalah Andika, David kini mengisi posisi kibordis di NOAH. Hal itu tentu saja menjadi pembeda, terlebih David mengatakan dirinya banyak menambahkan bebunyian synthesizer dalam versi baru lagu-lagu tersebut.
"Kibornya kan dulu diisi Andika, yang sekarang ini kibornya isian David, itu beda jenis juga pasti," kata Ariel.
"Itu PR (pekerjaan rumah) saya banyak, banyak berubah di synthesizer. Selama nggak keluar dari lagunya, kami tetap mempertahankan suasana lagunya yang lama," timpal David.
![]() |
Bagi Ariel, meremajakan lagu-lagu Peterpan dan membuat karya tersebut selayaknya lagu baru adalah kepentingan yang cukup memiliki urgensi. Perkembangan teknologi dan cara mendengar musik, dinilai Ariel, menjadi salah satu sebabnya.
"Gue yakin, sebagai musisi, pasti hampir semua punya keinginan, album pertamanya dulu dengan alat-alat yang dulu tuh, terus beberapa tahun kemudian pingin bikin (ulang) lagi. Tapi antara keburu atau nggak, ada waktunya atau nggak. Dan kami waktu ada, jadi kami ingin lakuin, yang kami lakuin di sana (proyek Second Chance) udah pasti kami rekam ulang semua," urai Ariel.
Tekad itu semakin bulat ketika para personel NOAH membicarakannya dengan produser mereka, Hery Cahyo Purnomo atau Capung Java Jive.
"Apalagi kami sempet ngobrol sama kang Capung, kang Capung dengerin nih kasetnya Peterpan dulu, didengerin di di alat yang dulu juga, yang memang cassette player, itu kedengerannya kayak nggak ada masalah, begitu dengerin ke digital kok aneh. Lagu itu pun perlu, apalagi zaman sekarang ada streaming service, speaker-nya juga sudah beda, kayaknya perlu peremajaan itu, sound itu, kami mulai menyesuaikan dengan sekarang," jelas Ariel.
Mengenai Kepemilikan Master
Mendaur ulang lagu-lagu Peterpan, bagi NOAH, bukan sekadar karena keinginan mereka untuk meremajakan lagu-lagu Peterpan. Lebih dari itu, tujuan dari daur ulangnya lagu lama tersebut juga menyangkut kepemilikan master.
Hal itu adalah hal yang lumrah, mengingat adanya pergantian nama dan sejumlah personel Peterpan yang tidak lagi bergabung di NOAH.
Untuk memberikan sedikit gambaran, beberapa waktu lalu, Taylor Swift merekam ulang lagu-lagu lamanya di album Fearless (pertama keluar 2008) agar kepemilikan master dari lagu-lagu versi baru dari album tersebut menjadi sepenuhnya miliknya. Sebab, kepemilikan master dari album Fearless terdahulu dipegang oleh Big Machine Records, label rekamannya yang lama.
Bedanya, NOAH memperbarui lagu-lagu Peterpan bukan karena mereka berpindah label rekaman layaknya Taylor Swift. Mereka masih bernaung di Musica Studios, label yang mengedarkan album mereka sejak era Peterpan. Alasan mereka memperbarui lagu-lagu Peterpan sebenarnya jauh lebih sederhana, agar para pendengar baru mereka tidak mengalami kebingungan.
"Second Chance itu ada banyak niatnya sebenarnya, niatnya ada banyak di situ, jadi bukan hanya satu niat doang. Salah satunya memang itu tadi, kami ingin masternya punya NOAH, bukan punya Peterpan. Karena kalau kemana-mana, itu kami jadi bingung. Bayangkan yang dengerin itu bukan di zamannya Peterpan, (pendengar) yang baru, kami nyanyiin lagu itu, dia denger. Terus dia cari, kok bukan NOAH, kok Peterpan, jadi ya agak-agak bingung sebenarnya," tutur Ariel.
"Itu kan kalau menurut kami, ah kurang pas. Alangkah menyenangkannya semua lagu NOAH itu di atas nama NOAH juga. Jadi nggak bingung lagi," lanjutnya.
![]() |
Menurut Ariel, hampir semua lagu milik Peterpan mereka rekam ulang atas nama NOAH. Tetapi, ada tiga lagu yang belum rekam ulang. Hal itu disebabkan karena lagu tersebut diciptakan bersama dengan mantan personel yang tidak lagi bermusik bersama dalam satu band.
"Sebenarnya kalau lagu yang rights-nya (di personel lama) ada tiga lagu yang nggak masuk, itu sebetulnya lagu ciptaan bareng-bareng. Kayak Jauh Mimpiku (terdapat dalam album Bintang di Surga, 2004) itu (diciptakan) berempat ya, ada Andika, ada Reza, ada Lukman, ada Uki. Cuman ini kan kami kerjain dulu yang kira-kira lancar-lancar saja. Mungkin yang tiga lagi kami bicarain kayak gimana (belakangan)," jelas Ariel.
Mempertahankan Kenangan
Meski memperbarui lagu-lagu Peterpan, NOAH berupaya tidak mengubah bagan lagu yang sudah tercipta dari awal. Alasannya, mereka mengerti keinginan sejumlah penggemar yang telah akrab dengan versi terdahulunya.
Menurut para personel NOAH, ada bagian-bagian lagu yang telah menjadi kesukaan para Sahabat NOAH (sebutan bagi penggemar mereka) sehingga mereka tidak ingin menghilangkan bagian itu. Selain itu, mereka juga ingin menghargai kenangan terhadap lagu itu yang mereka rasakan dulu saat pertama kali merekamnya.
"Ada yang berubah aransemennya, ada yang nggak juga. Karena, kami kan menghargai si memori itu. Ada aransemen yang kami biarin sama, biar memorinya biarin sama. Cuman ya sudah pasti dengan instrumen yang berbeda, dengan teknik rekaman yang berbeda, jadi kami berharap suaranya lebih bagus lagi," kata Ariel.
![]() |
Hal serupa juga diungkapkan oleh Lukman. Meski mengganti isian gitarnya, dirinya tetap berusaha mempertahankan rasa lagu sebagaimana versi aslinya.
"Jadi gimana kalau kita ubah (Lukman bertanya pada personel lainnya), (personel lainnya menjawab) boleh kok diubah selama nggak mengubah bagan lagu. Karena bagan lagu tuh ada momen-momen orang yang menyukai bagian ini, dia suka bagian ini. Jadi kami nggak ubah," terang Lukman.
Ariel mengaku dirinya dan para personel NOAH justru lebih leluasa untuk mengganti aransemen dari lagu-lagu yang bukan lagu hits dan tidak terlalu banyak diperhatikan oleh banyak orang.
"Malah kadang lagu-lagu yang nggak dibikin video klip, lagu-lagu yang nggak terkenalnya, malah itu kami punya kesempatan untuk aransemen ulang. Kalau aransemen ulang sedikit banget," ucap Ariel.
Simak Video "Ariel NOAH Bebaskan Putrinya Pilih Karier Sendiri"
[Gambas:Video 20detik]
(srs/dal)