Heart of Stone menjadi film yang cukup ramai diperbincangkan saat ini. Diperankan oleh Gal Gadot, film mata-mata tersebut menghadirkan kisah yang cukup apik meskipun tak cukup berhasil memenuhi ekspektasi para penggemar genre film tersebut.
Hal ini pun mengundang serangkaian kritikan pada Heart of Stone di beberapa situs film seperti Rotten Tomatoes. Namun terlepas dari semua hal itu, sebenarnya Heart of Stones mengukir jumlah penonton yang cukup baik.
Dilansir dari Variety disebutkan pada pekan perdananya atau debut film tersebut, mereka sudah mendapatkan 30 juta viewers dan angka ini tentunya kian bertambah apalagi mengingat film itu sudah masuk jajaran nomor 1 di Netflix. Di bawah mereka ada Hidden Strike yang terpaut cukup jauh, yakni lebih dari 20 juta viewers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Heart of Stone menuai hasil yang cukup buruk di Rotten Tomatoes dengan skor penonton mencapai 57%. Kisah yang digadang-gadang menjadi versi wanita dari Mission Impossible itu ternyata kurang mendapatkan reaksi positif dari para penonton, bahkan ada 100 komentar berisikan kritik di situs tersebut.
Film ini menjadi mega proyek kedua Gal Gadot bersama Netflix yang menuai respons kurang bagus. Pada Red Notice, yang dibintanginya bersama Dwayne Johnson dan Ryan Reynolds, mereka bahkan hanya mendapatkan skor 37% saja.
![]() |
Padahal Heart of Stone masih membuka peluang untuk hadirnya sekuel dari film tersebut. Mulai dari kisah Keya Dhawan (Alia Bhatt) yang masih bisa dieksplor lebih jauh atau pun kelanjutan dari petualangannya bersama Rache Stone (Gal Gadot) sebagai bagian baru dari Charter.
Waralaba ini juga memiliki potensi untuk memperluas jagatnya dengan penambahan karakter menarik seperti King of Diamonds, King of Hearts, dan Nomad. Penggemar Heart of Stone menginginkan pengalaman yang lebih menarik karena dunia yang digambarkannya penuh dengan kisah yang belum ditemukan.
Di luar aksi yang mendebarkan, Heart of Stone menyelidiki keprihatinan yang lebih dalam. Ceritanya menggunakan potensi penyalahgunaan Heart untuk menyelidiki bahaya teknologi modern, khususnya AI. Narasi menekankan garis sempit antara menggunakan teknologi dan mempertahankan keterampilan berpikir kritis.
Tindakan yang dilakukan oleh karakter mencerminkan perdebatan saat ini tentang implikasi moral dari penggunaan AI dan konsekuensi dari kekuatannya yang tak terkendali. Sesuatu yang cukup ramai dibahas dan jadi polemik bahkan di industri film itu sendiri.
Karakter yang dihadirkan di sini pun memiliki multi-dimensi, di mana mereka punya motif dan juga kelemahan tersendiri meskipun latar belakang yang tak cukup kuat. Rumitnya dunia mata-mata dan bagaimana mereka berusaha untuk memalsukan kesetiaannya pun ditunjukkan dengan cukup apik oleh karakter yang dimainkan Gal Gadot, sayangnya adegan aksi yang ditampilkan di sana kurang bisa 'membeli' perhatian para penikmat genre film mata-mata.
(ass/pus)