Bioskop kabarnya akan dibuka lagi. Ada wacana bioskop akan dibuka mulai 14 September 2021.
Djonny Syafruddin, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia, memberikan penjelasan soal rencana bioskop dibuka lagi. Menurutnya, untuk bisa menghidupkan lagi bioskop setelah PPKM Darurat diperlukan pemberlakuan peraturan yang lebih ketat.
Saat ini disebut oleh Djonny tengah dilakukan persiapan untuk itu. Pembersihan studio dan sistem saluran udara juga dilakukan untuk memastikan bahwa semuanya aman untuk penonton. Ada juga wacana pemberlakuan scan barcode lewat aplikasi PeduliLindungi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persiapan lebih ketat, superketat. kan ada yang harus memiliki semacam QR Code dari peduliLindungi. Kita juga harus clear, artinya siap. Kita sudah beberapa kali pertemuan, itu nanti kita sebar ke seluruh Indonesia," ujarnya kepada detikcom.
Asosiasi Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia pun tidak segan akan memberi hukuman kepada bioskop yang longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Karena menurut Djonny, izin untuk kembali membuka bioskop ini susah didapatkan.
"Karena kita izinnya kan susah banget. Itu rencananya kayak gitu. Jadi yang bertanggung jawab asosiasi. Kalau dia nyeleweng kita peringatkan, kalau dia lawan, kita kasih tahu baik-baik. Kalau nggak mau juga kita laporkan, tutup bioskopnya kalau bandel," lanjutnya.
Hanya saja dengan kembali dibukanya bioskop, ada satu pertanyaan yang muncul. Apakah film-film yang sebelumnya tidak tayang karena bioskop tutup akan mulai menyusul tayang satu per satu setelah bioskop buka?
Seperti diketahui sejak PPKM Darurat hingga kini, penonton film di Indonesia tidak bisa lagi menikmati perilisan terbaru yang ramai dibahas di media sosial. Termasuk dua film MCU Black Widow dan Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings.
Djonny Syafruddin menyinggung soal ini. Meski dia juga menaruh kekhawatiran pada film yang akan ditayangkan. Karena peraturan yang semakin ketat ada kemungkinan bahwa distributor film-film Amerika Serikat enggan menayangkan filmnya di bioskop.
"Film Amerika ini kita harus approach. Pertanyaannya berapa banyak (bioskop) yang dibuka? Kalau kurang dari 60 persen kayaknya berat, yang punya film mau kasih film (untuk ditayangkan). Nah kalau tidak ada film, nggak bisa operasional kita. Mau gimana coba?" ujarnya.