Film Tengkorak (2018) akan dibuat jadi trilogi. Dua judul sekuel dari film garapan Yusron Fuadi ini diumumkan oleh rumah produksi Akasacara Film.
Lewat Instagram resminya, Akasacara Film mengungkapkan sederet proyek terbaru mereka hingga 2025. Dalam serangkaian cerita yang siap dirilis, dua sekuel Tengkorak ada di sana. Dua film tersebut adalah BPBT dan Kambodja.
Masing-masing film diberi label 'Jagad Tengkorak'. BPBT akan jadi film di Jagad Tengkorak babak dua dan Kambodja jadi film di Jagad Tengkorak babak tiga.
Sinopsis BPBT - Jagad Tengkorak Babak Dua
BPBT akan berfokus pada tiga ilmuwan yang menjadi saksi bangkitnya kekuatan kuno. Konon katanya, kekuatan kuno ini bisa menghancurkan peradaban manusia. Tiga ilmuwan tersebut kemudian terlibat proses penyelidikan kematian-kematian misterius di lorong-lorong gelap jauh di kedalaman BPBT atau Balai Penelitian Bukit Tengkorak.
Film ini direncanakan tayang pada tahun 2023.
Sinopsis Kambodja - Jagad Tengkorak Babak Tiga
Kambodja, yang akan jadi film ketiga di Jagad Tengkorak, berkisah tentang seorang residivis yang direkrut buat jadi Tim Kambodja. Tim Kambodja sendiri merupakan pasukan khas bentukan pemerintah RI untuk melindungi rahasia di BPBT atau Balai Penelitian Bukit Tengkorak.
Film ini direncanakan tayang pada tahun 2025.
Saat penayangannya, film Tengkorak mendapat sambutan yang meriah dari penonton. Film bergenre fiksi ilmiah ini diapresiasi dan ditayangkan di ajang Jogja Netpac Asian Film Festival Gala Spesial di tahun 2017. Lalu film Tengkorak juga ditayangkan di Bali International Film Festival di tahun 2018.
Penayangannya saat itu dilakukan terbatas. Namun film Tengkorak tetap bisa meraih nominasi di Best Film Cinequest International Film Festival untuk kategori Science Fiction & Thriller di tahun 2018.
Film Tengkorak merupakan produksi Akasacara Film bersama Sekolah Vokasi UGM. Berkisah tentang misteri usai sebuah bencana alam dahsyat di Yogyakarta pada tahun 2006 berujung penemuan jejak raksasa dan tengkorak berukuran 1.850 meter yang diduga berusia 170 tahun di sebuah bukit. Penemuan ini pun membuat gempar dan memicu perdebatan di masyarakat, agamawan, akademisi, hingga para pejabat.
(aay/pus)