Pada peringatan hari film nasional tahun ini, yang jatuh pada hari ini, Selasa 30 Maret 2021, masih ada ironi pembajakan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Sebagai sineas Indonesia, sutradara Ismael Basbeth memiliki kegusaran tersendiri.
"Lah gini loh pembajakan itu kan pencurian ya toh, siapa sih orang yang dicuri nggak marah ya dong. Kita semua marah marah itu sama caranya sama kelakuannya apa marah sama orangnya," kata Ismael Basbeth kepada detikcom di Metropole XXI, Cikini Jakarta Pusat, Selasa 30 Maret 2021.
Lanjut sutradara yang membidani Keluarga Cemara 2 itu. Ada berapa faktor film bajakan berkembang pesat di Tanah Air, mulai dari kekurangan tahuan, hingga tak tersedianya akses film yang legal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orangnya karana mungkin satu nggak tau dua nggak diajarin tiga tidak tersedia aksesnya ya dong. Kalo ternyata dia tersedia aksesnya dia tau dia mengerti tapi dia membisniskan bajakan itu lagi," kata Ismael Basbeth.
Berbicara konten film bajakan, Ismael juga mengaku ada hak komersial dari para sineas yang dizalimi. Sehingga dirinya sangat membenci pembajakan.
"Misalnya kaya IndoxxI atau apa yang dikejar Angga dikomersialin lagi. Sebetulnya uang komersial itu kan hak kita ya dong orang orang gitu yang aku benci," katanya.
Namun, bagi Ismael 'bajakan' memiliki dua sisi. Terutama kalangan yang tak mampu mengakes film, dia pun menganoligakan saat tak mampu bisa saja membajak konten apa saja, seperti buku hingga film.
Baca juga: Pandemi Jadi Ujian Terberat Buat Bioskop |
"Tapi orang orang yang mengakses nggak ada yang lain lah terus piye bukankah kita semua pernah membajak film kalo gitu caranya nah maksud ku dilihat itu. Kita pernah bajak buku jaman kuliah atau apa apa tapi kan dulu kita nggak mampu. Kita mampu kaya sekarang mampu aku langganan Movie langganan netflix, beli buku original apa artinya sesuai kemampuan," bebernya.
"Emang kamu mau nonton film Iran di mana kalo nggak bajak. Belgia itu dia mana. Nah sekarang teknologinya terbuka apalgi sih platform platform Sradermovie netflix, nah aku nggak mau bajak karena platformnya sudah ada. Ya kalo kita tetep bajak namanya maling toh, aku harus berani ngomong aku sendiri maling berarti nah," kata dia lagi.
Baca juga: Setahun Pandemi Dunia Perfilman Tanah Air |
Di akhir, Ismael juga mengakui saat ini ada masalah previlage dalam dunia bajakan. Dia pun berusaha mengedukasi para pembajak yang kurang edukasi.
"Problemnya kita punya previlagenya ya nggak boleh dong, kalo yang bajak anak SMP SMA yang nggak ngerti copy rigth kadang marah marah sambil bercanda eh jangan dong gini sambil ngajarin sambil edukasi lah. Tapi kalo kalo dibajak untuk dibisnisin lagi kamu bawa ke pengadilan juga nggak papa orang kaya gitu. Karena dia betul betul membawa uang dari pencurian karya kita," ujarnya.
(fbr/srs)