Bioskop sudah diperbolehkan beroperasi sejak lima bulan lalu. Namun kehadiran bioskop belum disambut baik.
Publik dinilai masih takut untuk menonton ke bioskop. Stigma negatif itu yang hingga kini membuat bioskop di beberapa tempat tak membuka operasional dan sepi pengunjung.
Sebenarnya, amankah pergi menonton ke bioskop? Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono memberikan tanggapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya apa yang sudah dilakukan bioskop dengan penerapan protokol kesehatan sudah tepat. Tapi masyarakat tetap harus khawatir tapi bukan dalam artian ditakut-takuti. Kewaspadaannya tetap harus tinggi," ungkap Pandu.
Baca juga: Pandemi Jadi Ujian Terberat Buat Bioskop |
Selama ini bioskop dianggap berpotensi menjadi salah satu klaster penyebaran virus Corona. Untuk itu, Pandu melihat dengan tak adanya kasus COVID-19 yang muncul di bioskop hingga saat ini dinilainya sudah menjadi sinyal yang baik.
"Kita menghindari gedung bioskop tidak menjadi klaster penularan. Itu aja udah bagus banget sampai sekarang tidak ada berita gedung bioskop sebagai klaster penularan, dulu kan dikhawatirkan bioskop jadi seperti itu," ujar Pandu Riono.
Pandemi memang membuat banyak sektor lumpuh, begitu pula dengan bioskop. Pandu Riono melihat, segala hal kini memang butuh tahapan dan proses penyesuaian baru.
Termasuk bioskop yang juga dinilainya harus dapat menginvestasikan beberapa hal bila ingin beroperasional kembali.
"Kita kan belum mengendalikan sepenuhnya pandemi ini. Jumlah kasusnya sudah mulai menurun, vaksinasi sudah di mana-mana, sudah jalan. Tapi kita nggak bisa menunggu semuanya, nah itu harus bertahap nah tahap-tahap itu harus dengan kesabaran tinggi harus dengan untung besar karena nanti malah mundur lagi kalau ada apa-apa," tuturnya.
"Kalau mereka berani berbisnis dalam situasi pandemi, mungkin mereka harus menginvestasi banyak hal. Pertama menginvestasi mengubah gedung bioskop yang awalnya harus target penonton sekian, terus sekarang diubah. Terus kemudian juga harus investasi promosi. Nah investasi promosi itu tidak mudah jadi mereka tidak bisa menuntut tahun pertama ini mengambil keuntungan secepat-cepatnya. Seperti mereka membikin bisnis baru. Karena ini menyangkut psikologis masyarakat," tukasnnya.
(doc/wes)