Setahun Pandemi Dunia Perfilman Tanah Air

Setahun Pandemi Dunia Perfilman Tanah Air

Devy Octafiani - detikHot
Selasa, 30 Mar 2021 10:45 WIB
Ilustrasi film jadul
Hari Film Nasional ke-71 tahun ini / Foto: ilustrasi: Fuad Hasim
Jakarta -

Setiap tanggal 30 Maret, Hari Film Nasional dirayakan. Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Hari Film Nasional berlangsung tak sama di tahun ini.

Sejak setahun lalu hingga perayaan peringatan Hari Film Nasional tahun ini, dunia perfilman Tanah Air tengah berhadapan dengan pandemi yang masih berlangsung. Seperti banyak sektor lain yang terkena imbasnya, perfilman Tanah Air juga tak dapat menghindar.

Sejak pertama kali di awal Maret 2020, bioskop diputuskan untuk ditutup pada 23 Maret 2020. Sejumlah film harus berhenti diputar, termasuk salah satu film berjudul Mariposa produksi Starvision Plus yang baru seminggu lebih tayang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibukanya bioskop dikhawatirkan akan menambah penyebaran pandemi. 5 bulan ditutup, bioskop sempat direncanakan buka kembali.

Namun jumlah kasus yang masih terus bertambah, membuat izin pembukaan bioskop terus mengalami penundaan.

ADVERTISEMENT

Berbagai cara kemudian muncul di tengah kesulitan publik mendapat hiburan namun tanpa mengabaikan kesehatan dan keamanan. Muncul arena-arena menonton mandiri yang diupayakan aman dan tak melibatkan banyak massa di satu ruang.

Di antaranya, hadirnya bioskop mini di kawasan Dharmawangsa bernama Subtitles yang membatasi pengunjung hanya boleh maksimal 4 orang. Ada pula Drive-in Cinema yang juga jadi alternatif.

Drive-in Cinema muncul di beberapa tempat yang memungkinkan pencinta film dan bioskop terobati rasa rindunya.

Pengunjung berada di dalam mobil saat menyaksikan film di Pengunjung berada di dalam mobil saat menyaksikan film di "Skylight Cinema", Senayan Park, Jakarta, Minggu (6/9/2020). "Cinema drive-in" dihadirkan untuk memenuhi keinginan masyarakat yang ingin menyaksikan pertunjukan film pada saat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Di saat yang sama, layanan OTT (Over-the-top media service) atau layanan streaming meningkat penggunanya dan jadi alternatif yang paling digandrungi.

Sineas Tanah Air pun berupaya untuk tetap kreatif. Sutradara Angga Dwimas Sasongko misalnya, tetap berkarya membuat film dengan pandemi yang menjadi inspirasinya.

Lahirlah Story of Kale yang juga dirilisnya secara streaming. Begitu juga Reza Rahadian yang memulai debutnya sebagai sutradara dalam sebuah drama berjudul Sementara, Selamanya.

Proses syuting itu tak melibatkan banyak kru seperti produksi film yang semestinya. Masing-masing orang memegang dua sampai tiga tanggung jawab untuk meminimalisir kontak fisik di satu tempat.

Sementara, SelamanyaSementara, Selamanya Foto: (dok. Sementara, Selamanya)

Meski OTT jadi alternatif, kehadirannya menggantikan bioskop tak sepenuhnya dapat menjadi solusi. Bioskop masih menjadi satu-satunya eksibisi yang memenuhi standar bagi roda industri film dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Sensasi menyaksikan film di bioskop diyakini tak akan sama dengan menonton yang caranya lebih praktis secara streaming. Tak semua film tepat ditayangkan secara streaming, dan kehadiran bioskop lagi pun dinantikan dan diupayakan.

Menyesuaikan dengan kondisi new normal, bioskop menerapkan protokol kesehatan bagi para pengunjungnya. Kapasitas penonton tak lagi dimaksimalkan memenuhi kuota penuh di satu layar. Jumlah penonton dimaksimalkan sampai 25 persen.

Bioskop juga menerapkan teknologi sanitasi khusus untuk mensterilkan ruangan hingga bangku penonton. Kini lima bulan sudah bioskop dibuka kembali, namun nyatanya tak mudah menarik minat publik untuk kembali menonton di bioskop.

Suasana Bioskop Jelang Long WeekendSuasana Bioskop Jelang Long Weekend Foto: Vadhia Lidyana

Meski begitu, insan perfilman Tanah Air terus berupaya untuk menghidupkan film dan industri ini. Ajang Festival Film Indonesia misalnya, memilih untuk tetap dilangsungkan demi menghadirkan eksistensi film-film Tanah Air di tengah masyarakat.

Ajang ini menolak untuk diundur ke tahun berikutnya dan mengikuti seperti tahun-tahun sebelumnya, FFI kembali digelar di akhir tahun yang tahun lalu dilangsungkan pada 5 Desember 2020.

Insan film kini kembali bergandengan tangan membawa upaya baru untuk bioskop. Tertatih-tatihnya bioskop untuk terus bertahan di tengah gempuran pandemi dan goyahnya ekonomi yang membuat daya beli menurun, membuat mereka beramai-ramai meminta dukungan dari presiden Jokowi untuk memberi bantuan.

Para insan film juga menggaungkan nonton bareng ke bioskop untuk memancing kepercayaan publik kembali.

Tahun ini Hari Film Nasional genap dirayakan ke-71 tahun. Industri film masih diuji untuk terus bertahan. Semangat pantang mundur untuk perfilman Indonesia!




(doc/dar)

Hide Ads