Ini Poster 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' yang Kontroversial

Ini Poster 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' yang Kontroversial

Adhie Ichsan - detikHot
Kamis, 19 Nov 2015 16:59 WIB
Ini Poster Bulan Terbelah di Langit Amerika yang Kontroversial
Foto: Maxima Pictures
Jakarta - Ada yang berbeda dengan poster film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' (BTDLA). Poster tersebut menggambarkan Acha Septriasa berbalut hijab bendera Amerika Serikat di kepala.

Lalu lambaian hijab tersebut menjuntai mengenai rambut Rianti Cartwright. Sementara itu Abimana Aryasatya, Nino Fernandez, dan Hannah Al Rashid tampak ketiganya menatap penuh misteri. Di salah satu ruang poster, tampak drama demonstrasi yang terjadi. Film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' sendiri memang mengangkat tragedi 9/11 dan fenomena peradaban Islam di Amerika,sehingga filosofi poster yang tertuang cukup menggelitik.

Namun demikian, dari sumber media sosial Fan Page Hanum Rais, poster yang sudah di-share lebih dari 300 kali ini tidak disebut sebagai poster film melainkan cover. Menurut Hanum Rais yang dihubungi, poster film tersebut tidak mendapatkan izin dari Lembaga Sensor Film.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menghargai LSF, meskipun saya rasa tidak ada yang salah dengan Acha Septriasa berhijab dengan lambaian bendera Amerika Serikat. Apalagi, jika diperhatikan, itu bendera yang melayang di atas kepala. Ini kan bentuk penghargaan, bukan pelecehan Amerika. Tapi juga tidak ada bentuk penghambaan pada Amerika. Bahwa masyarakat Amerika itu menghargai Islam. Dan Islam juga menjadi agama yang berkembang sangat pesat di Amerika," kata Hanum, Kamis (19/11).

Menurut Hanum, ia hanya ingin mengubah persepsi masyarakat yang melihat masyarakat Amerika itu berhadap-hadapan dengan Islam. Padahal, Amerika dan Islam memiliki sejarah pertautan yang cukup dekat. Menurutnya, LSF tidak perlu rumit dalam memberikan izin, apalagi film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' sarat dengan pesan Islam itu damai dan bertujuan mengikis sedikit demi sedikit persepsi Islamophobik.

"Sebelum shooting, kami juga sempat bertemu dengan konsuler budaya kedutaan Amerika, dan mereka menyambut baik film ini." Menurut Hanum, ia memang gemar mencari persaman-persamaan daripada perbedaan antar bangsa. Dan Islam menjadikan jembatan itu.

"Saya harap LSF jangan mempermasalahkan lagi. Ini kan seperti saat ada adegan Abimana Aryasatya adzan di menara Eiffel di 99 Cahaya di Langit Eropa. Orang Eropa saja mendukung dan bekerjasama. Kita yang jumlah penduduk muslim terbesar sedunia seharusnya juga mendukung, jangan diprasangkai buruk terus. Aqidah tetap nomor satu, dan karya yang memang punya nilai Islami seharusnya didukung," tandas Hanum.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Wakil Ketua LSF Dody Budiatman mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan pelarangan, hanya meminta agar poster itu direvisi. Dody khawatir jika pihak Amerika kurang berkenan apabila bendera yang menjadi lambang negara mereka, digambarkan seolah-olah sebagai hijab.

"Beda jika misalnya kita melihat orang Amerika menggunakan benderanya sebagai selimut, atau bikini, karena mereka sendiri yang memakai. (Pada kasus poster ini) Ditakutkan bisa tersinggung, LSF di sini posisinya juga sebagai lambang negara," kata Dody kepada detikHOT.

Jika poster itu tetap ingin dipakai tanpa revisi, LSF meminta kepada tim produksi 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' agar memiliki jaminan dari pihak kedutaan AS di Indonesia yang tidak mempermasalahkan poster film tersebut. Hingga di kemudian hari tidak ada masalah mengenai itu.

'Bulan Terbelah di Langit Amerika' bercerita mengenai perjalanan Hanum dan Rangga di New York, Amerika Serikat. Bulan yang terbelah merupakan metafora terpecahnya perdamaian antara masyarakat Amerika Serikat dengan kaum muslim pasca tragedi 9/11. Hanum, yang merupakan seorang jurnalis, berusaha menuliskan berita yang mampu menjawab pertanyaan dunia "Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?" dengan jawaban "Tidak."

Dengan momen yang bersamaan dengan suaminya, Rangga yang tengah menyelesaikan tugas studi S3-nya di New York, mulailah petualangan Hanum mengungkap berbagai fakta tersembunyi di balik tragedi 9/11.

Halaman 2 dari 1
(ich/ich)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads