JTBC Tegaskan Drama Snowdrop Tak Akan Melenceng dari Sejarah

JTBC Tegaskan Drama Snowdrop Tak Akan Melenceng dari Sejarah

Delia Arnindita Larasati - detikHot
Rabu, 31 Mar 2021 10:22 WIB
Jisoo BLACKPINK di Lokasi Syuting Snowdrop
Foto: dok. JTBC
Jakarta -

Buntut dari kontroversi sejarah Joseon Exorcist berdampak kepada sejumlah drama yang akan ditayangkan. Salah satunya Snowdrop, yang merupakan debut Jisoo BLACKPINK sebagai pemeran utama.

Snowdrop rencananya akan ditayangkan di paruh kedua 2021. Mengambil setting tahun 1987 di Seoul, Jung Hae In berperan sebagai Soo Ho, seorang mahasiswa dari universitas terkenal yang suatu hari bersembunyi di asrama perempuan dalam keadaan bersimbah darah.

Jisoo akan membintangi sosok Young Cho, mahasiswi yang menyembunyikan keberadaan Soo Ho dan merawat luka-lukanya walaupun mereka terancam bahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah sinopsis dari drama Snowdrop tersebar di internet, publik pun khawatir dengan kemungkinan distori sejarah dari fakta yang akan diangkat. Berdasarkan informasi yang tersebar, karakter utama pria adalah seorang mata-mata yang menyusup dalam gerakan aktivis sementara karakter pria lainnya adalah ketua tim di Agency for National Security Planning (NSP), yang digambarkan sebagai sosok yang lugas dan adil.

Tahun 1987 merupakan tahun penting dalam gerakan demokrasi di Korea Selatan yang mengarah pada pembentukan republik saat ini. NSP menjadi bagian dari rezim otoriter kala itu.

ADVERTISEMENT

Mengenai hal tersebut, pihak JTBC akhirnya merilis pernyataan berupa tanggapan terkait kontroversi yang muncul. Mereka menyebut informasi yang beredar secara online terkait sinopsis cerita tidak lengkap dan tidak akurat.

"Terkait kontroversi yang menyebut Snowdrop meremehkan gerakan pro-demokrasi, drama ini sama sekali tak berkaitan dengan gerakan tersebut. Dalam naskahnya, tak ada satu pun adegan karakter protagonis perempuan berpartisipasi atau memimpin gerakan pro-demokrasi," tegas JTBC.

Mereka juga menegaskan latar belakang dari Snowdrop bukan soal pro-demokrasi yang terjadi di tahun 1987, tetapi lebih kepada situasi politik seputar pemilihan presiden. Pihak JTBC juga menegaskan drama ini sama sekali tidak mengagung-agungkan mata-mata atau pekerjaan dari NSP.

Permasalahan tentang salah satu karakter yang disebut mirip dengan nama aktivis pro-demokrasi di kehidupan nyata, Chun Young Cho, juga akan diganti agar tak menimbulkan kontroversi baru ke depannya.

"Berdasarkan informasi di atas, kami berharap tak ada lagi informasi palsu yang tersebar untuk menyesatkan opini publik tentang drama yang belum tayang. Perlu diketahui perilaku ini menyebabkan kerugian serius bagi banyak pembuat konten yang mencoba membuat produksi drama yang baik," pungkas pihak JTBC.




(dal/dar)

Hide Ads