Buntut Kontroversi Joseon Exorcist, Saham YG dan SBS Merosot

Buntut Kontroversi Joseon Exorcist, Saham YG dan SBS Merosot

Delia Arnindita Larasati - detikHot
Senin, 29 Mar 2021 09:25 WIB
Joseon Exorcist, jang-dong-yoon
Foto: dok SBS
Jakarta -

Drama Joseon Exorcist dihentikan secara permanen usai menayangkan dua episode. Hal tersebut disebabkan karena adanya penyimpangan sejarah yang membuat publik Korea mengkritik habis-habisan drama tersebut.

Buntut dari kontroversi tersebut rupanya mempengaruhi saham dari dua perusahaan besar di belakang drama Joseon Exorcist. Berdasarkan data dari Korea Exchange, saham YG Entertainment dan SBS mengalami penurunan sebesar 5,63 persen untuk YG dan 5,24 persen untuk SBS.

Diketahui, YG Entertainment adalah perusahaan yang mengepalai YG STUDIOPLEX, perusahaan yang memproduksi Joseon Exorcist. YG Plus, yang merupakan perusahaan yang menaungi para aktor YG Entertainment, juga ikut mengalami penurunan sebesar 2,64 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, tim produksi sudah menyelesaikan syuting sebanyak 80 persen. Sehingga, Joseon Exorcist mengalami kerugian pada sebagian biaya produksinya.

Dilaporkan, kerugian yang dialami oleh tim produksi mencapai angka 32 miliar Won, atau sekitar Rp 408 miliar.

ADVERTISEMENT

Selain itu, berdasarkan data dari Hong Se Jong, seorang peneliti di Shinhan Investment, memperkirakan SBS mengalami kerugian sebesar 7 miliar Won. Hal tersebut dikarenakan jumlah episode yang batal tayang sebanyak 14 episode.

Kontroversi Joseon Exorcist kemudian memunculkan kekhawatiran publik terkait kemungkinan penyimpangan sejarah dari drama lain. Drama Snowdrop, yang dibintangi oleh Jisoo BLACKPINK, dicurigai akan menampilkan cerita yang tak punya landasan sejarah yang kuat, atau bahkan bisa melenceng dari sejarah.

Kritik terhadap Snowdrop dan kecurigaan netizen Korea soal penyelewengan sejarah mulai muncul setelah potongan sinopsis drama tersebut beredar di internet.Kekhawatiran netizen muncul karena pada 1987 yang jadi latar drama Korea Snowdrop merupakan tahun penting dalam pergerakan demokrasi di Korea Selatan. Di tahun itu, Agency for National Security Planning merupakan bagian dari rezim otoriter.




(dal/wes)

Hide Ads