Di tengah era prestige TV dimana semua streaming dan TV berlomba-lomba untuk menciptakan masterpiece yang harapannya bisa dibahas terus-terusan di sosial media, satu genre yang akhirnya surut adalah sitkom. Orang-orang lebih bersemangat membuat produk seperti The Handmaid's Tale atau mengulang kesuksesan Game of Thrones daripada menciptakan tontonan yang menyenangkan seperti Abbott Elementary. Itulah sebabnya hadirnya Blockbuster, sitkom terbaru yang tayang di Netflix adalah sesuatu yang harus kita rayakan.
Premis Blockbuster sangat sederhana: seorang manager yang sangat naif, Timmy (Randall Park), baru mengetahui kalau video rental tempat dia bekerja ternyata sekarang menjadi satu-satunya rental video yang ada di dunia. Selamat datang di era streaming dimana orang tidak perlu lagi menyewa film untuk menonton tontonan kesukaan mereka.
Selain Timmy tentu saja ada barisan karakter-karakter lain yang meramaikan tempat ini. Ada Eliza (Melissa Fumero) yang merupakan seorang Harvard dropout dan stuck dengan pekerjaan yang tidak berfaedah ini. Ada Connie Serrano (Olga Merediz) yang merupakan perwakilan dari geng boomer. Carlos (Tyler Alvarez) yang berusaha menjadi sutradara makanya dia mau bekerja di tempat video rental. Hannah (Madelleine Arthur) adalah seorang pegawai muda yang sangat irit hidupnya dan Kayla (Kamaia Fairburn) seorang Gen-Z yang siap sedia mem-bully siapapun yang mengeluarkan statement bodoh.
Dengan premis yang sangat menarik, Blockbuster ternyata tidak bisa memanfaatkan potensi yang ada untuk menjadi workplace comedy yang unik dan menyenangkan. Setelah menonton 10 episodenya, saya merasa bahwa pembuat sitkom ini seperti tidak tahu apa lagi yang dieksplor dengan premis ini meskipun banyak hal yang bisa dibahas tentang tradisional vs. modern. Alih-alih membahas apa yang membuat video rental terasa sangat lucu di era modern ini, Blockbuster justru lebih fokus dengan sub-plot "will they or won't they" dua karakter utamanya.
Sebenarnya sub-plot cinta-cintaan dalam sitkom memang sudah menjadi resep yang sudah tidak terhindarkan. Friends tanpa hubungan Ross dan Rachel pasti tidak akan anyep. The Office tanpa kisah cinta Jim dan Pam pasti tidak akan membuat sitkom itu menjadi melegenda. Dan masih banyak contoh kasus lain. Tapi dalam kasus Blockbuster, kisah cinta antara Timmy dan Eliza terasa seperti terlalu menguasai plot sehingga saya merasa seperti sitkom ini salah judul.
Ketidaklucuan Blockbuster tidak berhenti disana. Hampir semua karakternya tidak memiliki sesuatu yang membuat saya ingin nongkrong dengan mereka lama-lama. Sitkom yang baik adalah ketika pembuatnya bisa membuat saya mengenali setiap karakter dengan satu detail yang sangat jelas. Dalam Blockbuster, semuanya sangat satu dimensional dan yang lebih parah lagi, tidak ada satu pun dari mereka yang menarik atau pun lucu.
Dua karakter utama memang selalu ditakdirkan untuk tidak menjadi spotlight (kecuali kalau Anda Steve Carrell dalam The Office). Tapi pemeran pembantu yang biasanya mendapatkan lampu hijau untuk menjadi seaneh mungkin, juga sama boringnya dengan karakter utamanya. Connie sebagai pegawai yang tua tidak memiliki hal yang unik selain fakta dia tua dan ngawur. Carlos yang terobsesi ingin menjadi Tarantino berikutnya kurang ekstrim untuk menjadi memorable. Hannah, lebih parah lagi, saya tidak tahu apa yang membuatnya ada di sitkom ini.
Yang membuat saya terkejut dari kegagalan Blockbuster adalah di trailernya mereka memasukkan judul-judul sitkom hebat sebagai tim dari sitkom ini. Blockbuster dibuat oleh orang-orang yang terlibat dengan Brooklyn Nine-Nine, Happy Endings dan Superstore (dua judul terakhir adalah dua judul dari daftar sitkom terbaik dekade lalu). Tapi melihat hasilnya, Blockbuster terasa seperti buatan seorang yang tidak pernah menonton sitkom sama sekali.
Blockbuster tadinya sangat berpotensi menjadi tontonan yang menyenangkan untuk disaksikan saat kita butuh teman (seperti kalau lagi mau makan atau mau bersantai). Tapi sayangnya tidak ada satu pun hal dalam Blockbuster yang membuat sitkom ini menjadi memorable. Saya tidak akan kaget kalau akhirnya Netflix memutuskan untuk tidak memberi sitkom ini musim kedua. Blockbuster sama sekali tidak meledak.
Blockbuster dapat disaksikan di Netflix.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
Simak Video "Netflix Indonesia Turun Harga!"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/tia)