The New Mutants: Mutan-Mutan Remaja yang Meresahkan

Review

The New Mutants: Mutan-Mutan Remaja yang Meresahkan

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 01 Jan 2021 17:44 WIB
Film The New Mutants
Foto: Istimewa
Jakarta -

Seorang gadis muda berteriak-teriak dan menyaksikan ayahnya sendiri ditangkap oleh sesuatu yang menyeramkan. Si ayah mencoba meyakinkan si anak bahwa dia bisa membunuh horor itu. Kalau dia kuat, dia bisa membunuh momok itu. Itu adalah pesan terakhir sang ayah sebelum ia ditangkap oleh sesuatu yang menyeramkan. Begitu gadis tersebut bangun, dia sudah berada di sebuah fasilitas misterius yang mengatakan bahwa dia harus ada disana supaya semuanya aman. Nama gadis itu adalah Dani (Blu Hunt).

Dani rupanya adalah seorang mutan remaja. Dan dia tidak sendiri. Di tempat tersebut ada empat mutan remaja lain. Ada Rahne Sinclair (Maisie Williams), seorang mutan yang bisa berubah menjadi serigala. Ada Illyana Rasputin atau Magik (Anya Taylor-Joy) yang bisa teleportasi dan bisa berubah menjadi ksatria dengan pedang sebagai tangannya. Ada Sam alias Cannonball (Charlie Heaton, diculik dari serial Stranger Things) yang mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinya di udara. Dan terakhir ada Robby (Henry Zaga), seorang mutan yang bisa memanipulasi solar energy.

Kelima remaja mutan ini tentu saja tidak akur sama lain. Mereka muak berada di tempat tersebut. Lebih-lebih mereka tidak bisa keluar dari fasilitas tersebut. Satu-satunya orang dewasa yang mengawasi mereka adalah Dr. Cecilia Reyes (Alice Braga). Dia tidak hanya bertindak sebagai dokter tapi juga therapist bagi para bocah-bocah mutan ini.
Dari semua orang yang ada di tempat itu, Illyana adalah satu-satunya orang yang paling sebal dengan keberadaan Dani di fasilitas itu. Dia merasa bahwa semenjak ada Dani tempat tersebut menjadi lebih angker. Lama kelamaan teori Illyana ada benarnya. Satu per satu dari mereka mulai mendapatkan mimpi buruk yang mereka coba pendam. Bersama-sama akhirnya mereka mencoba melawan hantu dari masa lalu mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film The New MutantsFilm The New Mutants Foto: Istimewa

Sebagai film yang sudah diundur penayangannya lima kali (April 2018, Februari 2019, Agustus 2019, April 2020 sampai akhirnya Agustus 2020), ada banyak gosip yang mengelilingi The New Mutants. Rumor yang paling santer terdengar adalah reshoots. Menurut banyak info, saking jeleknya The New Mutants para eksekutif Fox ingin syuting ulang film ini. Dan karena film ini bujetnya murah (jauh lebih murah jika dibandingkan dengan film X-Men lainnya), syuting ulang film ini bukanlah masalah yang susah. Tapi rumor tersebut hanya bertahan di rumor. Dengan aktor-aktor yang masih muda, yang masih tumbuh, agak riskan memang melakukan reshoots. Apalagi ketika Fox akhirnya dibeli oleh Disney. Ide tersebut akhirnya hanya tinggal wacana.

Dengan berbagai rumor yang tidak sedap tersebut, The New Mutants sudah menjadi film yang dilematis duluan. Mau tidak mau ekspektasi saya terhadap film ini jadi berantakan. Tapi ketika akhirnya saya menonton filmnya, ia tidak seburuk yang saya bayangkan. Tapi tidak juga menjadikan The New Mutants menjadi film yang baik.

ADVERTISEMENT

(Baca halaman berikutnya)

Sebenarnya keputusan untuk membuat sebuah entry X-Men yang berbeda dan unik dari film-film X-Men yang lainnya adalah sesuatu yang patut dipuji. Jika Logan menawarkan nuansa noir, Deadpool dengan humor anak kuliahannya yang berantakan, The New Mutants mencoba menawarkan horor. Bagaimana kalau mempunyai kemampuan luar biasa adalah kutukan? Bayangan ini adalah sebuah imajinasi yang menarik. Di tangan yang tepat gabungan antara film horor dan cerita X-Men bisa jadi sebuah film yang menarik. Sayangnya yang terjadi tidak seperti itu.

Film The New MutantsFilm The New Mutants Foto: Istimewa

Sutradara Josh Boone yang menulis skripnya bersama Knate Lee sepertinya tidak tahu tone mana yang mau diutamakan. Bagian remajakah, bagian superhero-nya kah atau bagian horornya kah? Hasilnya adalah sebuah film yang all over the place. Kentang adalah deskripsi yang tepat untuk menggambarkan The New Mutants. Sebagai film remaja ia kurang mengeksplor hubungan antar karakter-karakternya. Padahal unsur angst-nya sudah terasa. Sebagai film superhero, The New Mutants kelihatan sangat murah dan sama sekali tidak flashy. Beberapa serial remaja Netflix bahkan kelihatan lebih mewah dan mahal daripada The New Mutants. Dan sebagai film horor, The New Mutants sama sekali tidak seram. Ia berpegangan kepada jumpscare yang murah.

Sayang sekali The New Mutants menjadi sebuah kekecewaan yang terdalam padahal Boone sebelumnya dipuji-puji melalui The Fault In Our Stars yang berhasil membuat satu dunia berurai air mata. Apalagi The New Mutants diisi dengan pemain-pemain muda mentereng. Ada Maisie Williams dari serial Game of Thrones, Charlie Heaton dari Stranger Things dan juga Anya Taylor-Joy yang walaupun saat syuting belum seterkenal sekarang berkat The Queen's Gambit.

Jujur, menyaksikan The New Mutants membuat saya kasihan. Ada beberapa momen yang sangat berpotensi untuk menjadikan film ini sebagai franchise yang menjanjikan. Tapi semua itu akhirnya ketutupan oleh tone yang tidak konsisten dan beberapa dialog rasis yang tidak tahu fungsinya apa. Sayang sekali perjumpaan kita terakhir dengan X-Men (setidaknya sebelum mereka bergabung dengan Marvel) ternyata menjadi semedioker ini.

The New Mutants dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.



Simak Video "d'Greatisan: Tiket Gratis Musikal Petualangan Sherina"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads