Ricky Perdana Ungkap Anak Patah Tulang Tangan Usai Jatuh dari Lantai Dua

Ricky Perdana Ungkap Anak Patah Tulang Tangan Usai Jatuh dari Lantai Dua

Febryantino Nur Pratama - detikHot
Rabu, 17 Sep 2025 08:38 WIB
Ricky Perdana dan Chacha Thakya Asuh Anak
Ricky Perdana Ungkap Anak Patah Tulang Tangan Usai Jatuh dari Lantai Dua. (Foto: Instagram: @chachathakya15)
Jakarta -

Kabar mengejutkan datang dari pemain sinetron Ricky Perdana. Putra keduanya, Kenizio, yang baru berusia dua tahun, mengalami kecelakaan serius setelah terjatuh dari lantai dua rumah. Insiden mengerikan ini terjadi pada Jumat (12/9/2025) lalu, dan mengakibatkan sang anak patah tulang dan retak di sekitar bagian pelipis mata kiri.

Ricky Perdana menceritakan kembali momen penuh kepanikan itu. Mengaku sempat syok luar biasa ketika mendengar teriakan sang istri dan mendapati putranya sudah tergeletak di bawah.

"Saya dengar itu tuh jatuh, istri teriak, ambil, saya lihat ke bawah, anak sudah di bawah. Saya gak bisa ngomong apa-apa. Mungkin teman-teman pernah ngerasain yang namanya kayak nyawa kita tuh hilang, kayak gak bisa, 'Hah, jatuh'," ungkap Ricky dengan suara bergetar saat ditemui di Studio Rumpi No Secret Trans TV, Selasa (16/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Istri saya sudah teriak-teriak, sudah nangis. Saya cuma berkata, 'Sudah, bawa ke dokter'," tambahnya.

Meski panik, Ricky langsung membawa anaknya ke rumah sakit terdekat. Ia bersyukur karena Kenizio masih bisa menangis dan menyebut orang tuanya, serta tidak kejang dan muntah.

ADVERTISEMENT

"Iya, kalau nangis anak memang nangis. Cuman di satu sisi itu memang harapan, bukan harapan sih, doanya adalah memang anak tuh gak kenapa-kenapa. Karena yang saya tahu kalau anak diam, kejang-kejang, muntah, itu berbahaya. Tapi alhamdulillah, anak saya dia nangis, dia cuma, 'Mami, Papi, sakit'," ceritanya.

Namun, perjuangan tidak berhenti di situ. Ricky harus menghadapi berbagai rintangan di perjalanan menuju rumah sakit, mulai dari kemacetan, banjir, hingga pohon tumbang yang menghalangi jalan. Ia juga tak bisa bertemu dokter langganannya karena jauh.

"Chaosnya hari Jumat jam 5, daerah Pondok Labu lagi macet, lagi banjir, ada pohon roboh. Saya bingung mencari rumah sakit, teleponin dokter yang biasa, di Pamulang dia lagi praktik di Serpong. Dia cuma pesan, 'Pak, kalau ke sini jauh, Bapak ke rumah sakit terdekat yang penting pertolongan pertama karena ini kepala'," ujarnya.

Saat perjalanan ke RS, Ricky terus berdoa yang terbaik untuk anaknya dan meminta maaf.

"Gak tahu kenapa selama perjalanan macet itu saya cuma bilang, Ya Allah, terima kasih saya kesempatan untuk bisa melakukan yang terbaik buat anak saya, maafin, baca doa apa pun," kata Ricky.

Dalam keadaan hujan deras dan macet, ia sempat mencoba membawa anaknya memakai ojek online tapi tak jadi. Namun untungnya jalanan menjadi lancar.

"Selama perjalanan berhenti macet total 30 menit tuh, istri sudah bilang, "Pi, apa aku bawa saja pakai online?" Cuman kita tuh gak bawa jaket. Lagi hujan, benar-benar kalau hujannya cuma rintik mah sudahlah, ini benar-benar basah," bebernya.

Setelah perjuangan melewati kemacetan dan cuaca buruk, mereka akhirnya tiba di rumah sakit di kawasan Cinere selama 30 menit. Ricky pun meminta tim medis segera melakukan pemindaian MRI demi mengetahui kondisi kepala sang anak.

"Nyampe, anak saya ditanganin, langsung dibilang, 'Pak, di MRI'. Saya bilang, 'Lakukan yang terbaik untuk anak saya'. Tapi ketika hasilnya keluar, saya gak kuat. Saya bilang sama istri, 'Mi, kamu saja yang dengerin hasilnya, biar aku yang gendong'," katanya bergetar.

Ketegangan pun mencair ketika hasil MRI menunjukkan tidak ada pendarahan di kepala. Meski sang anak mengalami patah tulang di bagian tangan dan retak di sisi wajah.

"Begitu istri keluar, saya lihat mukanya, 'Kenapa, Mi?' Dia bilang, 'Pi, alhamdulillah kepalanya gak apa-apa, cuma tangan patah, pelipis mata kirinya retak'. Saya cuma bisa bilang, 'Yang penting dia selamat'," ujar Ricky dengan lega.

Ricky mengaku sangat khawatir karena anaknya terjatuh dari ketinggian yang cukup ekstrem, yaitu sekitar 3,5 meter, tanpa pengaman sama sekali.

"Saya takut karena jatuhnya dari ketinggian 3,5 meter tanpa ada perlindungan apa pun. Ada tangga tapi ada celah buat pegangannya. Nah, anak saya nyemplungnya di situ. Kalau cuma jatuh beberapa langkah masih bisa tenang, tapi ini dari atas langsung jatuh ke bawah," pungkasnya.




(fbr/mau)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads