Asmara Abigail membuat karya terbaru, tapi kali ini bukan yang memperlihatkan kemahirannya berakting. Ini adalah sebuah karya beda Asmara Abigail dengan Adin Ibrahim.
Adin Ibrahim adalah seorang perancang interior dan arsitek asal Surabaya. Adin lulus dengan membawa gelar master dari Politecnico Milano. Itu merupakan universitas desain terbaik nomor 6 di dunia.
Universitas tersebut melahirkan arsitek-arsitek genius, seperti Renzo Piano, Franco Albini, Achille Castiglioni, Franca Helg, Ernest Nathan Rogers, dan Aldo Rossi yang terkenal pada abad ke-20.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari keterangan yang diterima pada Jumat (8/9/2023) Asmara Abigail menceritakan pertemuannya pertama kali dengan Adin di Milan saat berada di salah satu apartemen di Via Murat pada September 2017. Berawal dari pertemuan itu Adin yang kini bekerja di Jakarta dengan personal portofolio bisa dilihat di @punaka.id dan @jenara.design itu langsung klik.
Asmara Abigail dan Adin Ibrahim selalu mendukung satu sama lain sepanjang karier dan pertemanan mereka. Sampai pada akhirnya pada bulan September 2023 keduanya melahirkan kolaborasi karya desain kreatif lewat desain lampu.
La Luce di Asmara lahir dari kecintaan Adin tentang kejenakaan dan gaya tahun 1970-an post-modernisme Italia yang abadi. Di mana pada periode itu Italia sangat berjaya dengan rancangan mereka yang eksperimental dan rebellious.
La Luce di Asmara berarti Cahaya Asmara dalam bahasa Italia adalah hasil peleburan rancangan Adin dengan warna ungu pilihan bintang film Setan Jawa dan perempuan Tanah Jahanam itu menjadi inspirasi sebagai lambang gairah kehidupan dan kebebasan berekspresi.
Produk desain kreatif itu handmade dan dibuat dengan adanya kesadaran lingkungan. Desain lampu karya kolaborasi Asmara Abigail dan Adin Ibrahim ini terbuat dari limbah serbuk gergaji dengan memadukan garis-garis post-modernisme Italia dengan palet warna-warni bernuansa ungu lembut yang mencerminkan feminitas dipadukan dengan eskpresi penuh gairah.
Karya desain lampu hasil kolaborasi Asmara Abigail dan Adin ini hadir dengan tiga nama, yakni La Piccola Asmara (7 pieces) senilai Rp 3,9 juta, La Media Asmara (7 pieces) senilai Rp 5,9 juta dan La Grande Asmara (7 pieces) senilai Rp 7,9 juta.
Adin Ibrahim juga terus berinovasi menciptakan desain melalui internalisasi diri dan rajutan hubungannya dengan alam semesta, serta kepekaannya terhadap keberadaan manusia yang dia jadikan sebagai salah satu inspirasi dalam berkarya.
(pus/dar)