Nama aktris Asmara Abigail berada dalam deretan 70 penampil dan narasumber di festival LIFEs persembahan Komunitas Salihara. Dia mengaku kepincut dengan sastra Prancis hingga menggilainya.
Bintang Perempuan Tanah Jahanam itu menuturkan sudah membaca banyak karya-karya sastra dari penulis asal Prancis sejak masih kuliah.
"Saat saya kuliah di 2013 sudah membacanya (buku-buku bahasa Prancis). Ketika diajak untuk membacakan penggalan karya Annais Nin, saya senang banget. Langsung mau," tuturnya saat di Komunitas Salihara, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Selasa (25/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2013, Asmara Abigail mengaku menyukai karya-karya sastra Prancis dan pendekatan yang dipakai mereka. Nama Annais Nin pun diakui bukanlah sosok penulis berdarah Prancis namun dia sudah dianggap sebagai orang Prancis. Konsep 'siapapun bisa menjadi orang Prancis' disukai oleh sang aktris.
"Perempuan di budaya prancis, terkesan bebas, mulai dari pemikiran. Di sini sangat terlihat dr actual feminin. Mereka mau menuliskan kebebasannya sendiri, membebaskan pikiran, dan badannya dengan pena sendiri. Di umur 21 tahun, pertama kali saya di Prancis juga, jadi sebuah pengalaman spiritual yang benar-benar membebaskan. Prancis dan saya sangat eratlah (hubungannya)" katanya sembari mata berkaca-kaca.
Nantinya, Asmara Abigail bakal melakukan pembacaan seperti monolog atau bernama dramatic reading karya Annais Nin yang digelar pada 8 Agustus. Dalam pentas bertajuk Erotika Feminin, bakal ada 4 naskah erotis dengan fragmen dari karya AnaΓ―s Nin, Anne CΓ©cile Desclos, Margueritte Duras, dan pemenang Nobel Annie Ernaux.
Karya itu dibacakan oleh 4 aktris Indonesia yakni Asmara Abigail, Elghandiva Astrilia, Ine Febriyanti, dan Sri Qadariatin.
Sejumlah acara lainnya juga bakal ada di LIFEs 2023. Selama 7 hari, publik bakal menikmati rangkaian acara mulai dari diskusi hingga pameran seni serta arsip. Di pembukaan, pameran bertajuk Le Liasons Amoureuses atau Jalinan Asmara menampilkan buku-buku sastra, komik, dan arsip penelitian.
Menurut perempuan yang akrab disapa Abi, festival LIFEs menjadi penting digelar di Indonesia karena memberikan platform sampai ruang aman untuk pemikiran dan ekspresi yang berbeda.
"Susah jika bukan berada di ruang yang tepat. Untuk mementaskan Erotika Feminin itu lumayan yah, saya senang ada tempat yang aman untuk membawakan suara-suara, cerita, dan tulisan yang dibuat oleh sastrawan Prancis di era yang tidak mudah ya. Sebagai perempuan, kita masih mengalami isu yang sama, mendobrak situasi kita sendiri," pungkasnya.
(tia/wes)