Nyatanya bahkan urusan rumah tangga pun membutuhkan daya pikir dan penyelesaian masalah yang baik. Dengan belajar, seorang perempuan pun bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan tentunya pengetahuan terhadap banyak hal. Demikian seperti dijelaskan oleh Ai Fatimah Nur Fuad, Ph.D, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka), dalam tayangan YouTube BKN PDI Perjuangan 'Lenong Menunggu Buka Puasa 2023'.
"Belajar itu terkait dengan kepercayaan diri, kita pada akhirnya bisa menilai mana berita yang baik, bohong, mana yang mengadu domba, fitnah, hingga mana yang benar. Perlu belajar agar tidak semua yang datang dan kita dengar, itu kita anggap benar lalu ikuti," kata sosok cendikiawan tersebut.
"Termasuk juga belajar tentang menilai apa kata suami, apakah larangan atau perintah itu merupakan kebaikan atau nggak, maslahat atau nggak," lanjutnya.
Ai Fatimah Nur Fuad menekankan pentingnya pendidikan buat perempuan, namun tidak hanya ditempuh dari jalur formal saja. Di bulan Ramadan seperti saat ini, ilmu banyak dibagikan di majelis-majelis, sehingga lebih mudah buat kita untuk menggali informasi terutama hal-hal yang terkait dengan agama.
Belajar penting untuk mengembangkan apa yang sudah diketahui sehingga pikiran jadi terbuka. Ini juga akan membuat kita sebagai individu tidak mudah menghakimi orang lain dan lebih menghormati perbedaan.
"Mendatangi majelis taklim pun termasuk belajar, belajar agama, mengembangkan apa yang sudah kita ketahui. Manfaat belajar itu membuat pikiran kita terbuka, tidak gampang menghakimi orang lain. Kita jadi menghormati perbedaan, tidak mudah mengkafir-kafirkan orang lain," tambah Ai Fatimah.
Sebagai sosok perempuan dengan pendidikan tinggi, Ai Fatimah Nur Fuad juga mengimbau agar semua perempuan di Indonesia bisa untuk mendobrak stereotipe dan budaya toxic yang mendarah daging soal pendidikan dan perempuan.
Tidak dipungkiri bahwa masih banyak perempuan yang terhambat oleh budaya patriarki ini. Tak hanya itu, Fatimah juga menekankan hambatan struktural di negara kita yang juga masih dominan dan berpihak pada laki-laki.
"Bicara hambatan untuk perempuan bisa sekolah itu ada saja, ada hambatan budaya. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tugas utama perempuan adalah melayani suami dan mengasuh anak sehingga tidak diperlukan pendidikan yang tinggi. Padahal mengurus keluarga juga tidak asal-asalan dan membutuhkan ilmu," urainya.
"Perempuan harus menjadi sosok terdidik agar orang-orang semakin terbuka untuk menerima kita karena kita ini juga mempunyai ilmu. Ilmu itu tidak akan merugikan kita. Sebaliknya, ilmu akan membantu kita dalam banyak hal seperti dalam bekerja dan mempunyai banyak pilihan dalam memilih pekerjaan," tutup Fatimah.
(aay/mau)