Jelang akhir pekan ini, media sosial dihebohkan dengan kabar pemukulan oleh seorang sutradara yang menyebut dirinya Sutradara Terganteng. Terungkap ternyata sutradara tersebut adalah Andi Bachtiar Yusuf.
Sebelumnya sebuah Instagram Story dari kru film membeberkan perilaku Andi Bachtiar di lokasi syuting. Dia disebut kerap berlaku kasar hingga berkata-kata kotor kepada kru. Sampai ada salah satu kru perempuan yang ditampar olehnya.
Kru perempuan itu berinisial C, kemudian buka suara soal ribut-ribut ini. Awalnya ia merasa tidak mau lagi membahas masalah yang menyakitkan baginya tersebut. Namun ia merasa ada informasi yang tidak pas yang kemudian berkembang di media sosial.
Pada kesempatan itu, C menjelaskan mengenai kronologi kejadian versi dirinya. Sekali lagi ia membantah disebut berbicara dengan nada tinggi karena emosi.
Versi Andi Bachtiar menjelaskan dalam sebuah unggahan di media sosial. Dia mengakui pemberitaan dan juga tudingan yang muncul di medsos selama beberapa hari ini cukup memojokkan dirinya.
Andi Bachtiar terlebih dulu flashback bagaimana dirinya ingin membuat karya yang menceritakan masa-masa SMA. Sampai akhirnya 2,5 tahun lalu Robert Ronny dari Paragon Pictures memintanya untuk jadi sutradara series Catatan Akhir Sekolah yang membuatnya antusias.
"Kami mengalami banyak hal dalam persiapan, hal-hal yang sering terjadi di sebuah produksi. Persiapan yang praktis pas2an sampai tentu saja naskah (yang ditulis oleh Utiuts dkk) harus dipangkas tuntas demi bisa diproduksi dalam segala keterbatasan," tulis Andi Bachtiar dalam ungahannya, Jumat (2/9/2022).
Andi Bachtiar mengenang masa-masa SMA dengan segala tingkah laku remaja pada usia tersebut. Produksi series diceritakan Andi Bachtiar berjalan lancar.
"Produksi berjalan selayaknya produksi kecil lainnya, kecuali ketiadaan Line Producer (Pimpro) sepanjang produksi semua berjalan sebagaimana mestinya. Kami sama sekali tidak pernah hutang scene dan selalu menuntaskan tugas dengan baik. Sampai kemudian terjadilah situasi yang seharusnya bisa diantisipasi di masa persiapan produksi," tulisnya.
"Suatu hari kami merasa kekurangan figuran dan saya merasa permintaan akan jumlah serta seperti apa pakaian mereka sudah terdata setidaknya H-2 sebelum produksi. Saya pernah memaksakan shooting dengan jumlah figuran terbatas, hasilnya buruk dan tentu saja nama saya ada dalam tekanan dan catatan," tutur Andi Bachtiar.
Oleh karena itu, sebelum kejadian yang dia mengakui mendorong kru, Andi Bachtiar memaksa untuk menggenapi jumlah figuran sesuai kesepakatan. Di situlah dia mengalami rasa kesal yang memuncak.
"Makanya saya memaksa untuk menggenapi jumlah sesuai dengan kesepakatan. Saya kesal dan memaksa talent coordinator (sebut saja "kru") utk melengkapi jumlah, saya dorong agar menjauh karena saya sangat kesal. Sebagai orang yang percaya bahwa kekerasan sebaiknya hanya terjadi di film aksi, saya yakin betul bahwa adalah DORONGAN yang saya lakukan, bukan TAMPARAN," aku Andi Bachtiar.
"Kami kemudian melanjutkan pekerjaan, sempat menari di area panggung pensi berslamdancing, moshpitting serta tentu saja membentuk circle of death seperti di masa2 lalu saya sungguh bahagia, masa remaja seperti datang kembali... memori dan kehidupan tanpa beban," lanjutnya.
Setelah kejadian itu Andi Bachtiar mengaku didatangi ayah dari kru tersebut. Ayah dari kru tersebut mendatanginya tak terima anak perempuannya didorong.
Andi Bachtiar mengaku sudah minta maaf kepada ayah kru yang saat itu bertugas sebagai talent coordinator.
"Saya ingat betul saat itu selain tentu menyampaikan maaf, saya juga bilang bahwa "Mungkin dorongan saya terlalu keras, saya minta maaf," si bapak tampaknya tidak terima, ia bilang ia tak pernah memarahi anaknya dan saya tentu sudah punya anak. Saya ingat saya jawab "Iya memang pak, saya punya 2 anak perempuan dan sayapun tak ingin ada kekerasan dalam hidup dia"," tuturnya.
"Tampaknya si bapak kurang puas dan terus memaksa saya untuk tetap berbicara dengan sementara saya pikir hari sudah semakin siang dan pekerjaan harus dituntaskan. Ia menarik saya dan--dengan segala hormat--pada sang bapak--saya mengabaikan dan memilih untuk kembali memaksa tim saya untuk kembali bekerja," aku Andi Bachtiar.
Sampai akhirnya unggahan media sosial yang viral membuatnya merasa terpojok. Andi Bachtiar mengaku hanya bisa menjadi sasaran tembak ketika dirinya sudah menyelesaikan proses produksi pada 29 Agustus.
"Lalu ketika sebuah post di media sosial memaksa saya berdiri di pojok menjadi sasaran tembak sayapun percaya bahwa industri ada di belakang saya, apalagi Eksekutif Produser adalah kawan baik saya," cerita Andi Bachtiar.
Andi Bachtiar dipecat (di halaman selanjutnya).
Imbas dari dirinya dituduh menampar dan mendorong kru perempuan, Andi Bachtiar didepak dari Indonesian Film Directors Club (IFDC). Paragon Pictures juga memutus hubungan kerja.
Pihak Paragon Pictures memberikan keterangan mengenai isu sutradara terganteng yang ada dalam salah satu produksinya. Dalam Instagram miliknya, Paragon meminta maaf atas kejadian sang sutradara menampar dan dorong kru tersebut.
"Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment selalu berusaha menciptakan lingkungan kerja yang aman. Sehubungan dengan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang individu, kami mengecam tindakan tersebut dan mengambil langkah tegas untuk memutuskan hubungan kerja dengan individu yang bersangkutan. Kami berpihak kepada korban. Kami telah berbicara kepada korban dan siap mendampingi kebutuhan beliau," ungkap Robert Ronny selaku CEO Paragon dalam Instagram miliknya dilihat detikcom, Kamis (1/9/2022).
Andi Bachtiar lalu mengomentari pernyataan dari Paragon Pictures.
"Saya membaca pernyataan Paragon tentang pemecatan dengan rasa tak percaya, apalagi pemberitahuan resmi baru mereka lakukan beberapa jam setelah mereka merilis pernyataan di media sosial--tentu tanpa menyediakan wacana mediasi dengan "kru" ybs--bukan sebelumnya," tuturnya.
"Lagi-lagi dilakukan tanpa meminta saya mengklarifikasi suasana," tegas Andi Bachtiar.
Andi Bachtiar menyadari suasana benar-benar tak bersahabat. Dia menganggap semuanya sudah tak peduli lagi dengan apa yang terjadi dan hanya mau mendengar dari sebelah pihak.
"Tentu saya sadar bahwa suasana sungguh sangat tidak bersahabat dan orang pun sudah tak peduli lagi pada apa yang terjadi. Informasi sepihak dan segala macam "gorengan" dari banyak akun-akun penuh pesona membuat saya sungguh berada di gawang sepi menerima serbuan penyerang lawan, tanpa ada pemain bertahan atau mau membantu," ungkapnya.
"Saya percaya Tuhan masih ada dan Dia tahu apa yang sesungguhnya terjadi, banyak orang religius memahami kalimat itu dengan baik. Mungkin selama ini saya sempat jauh dari Tuhan, tapi saya percaya di situasi macam ini Dia tetap memperhatikan apa yang sedang terjadi," tutup Andi Bachtiar.