Nama Andi Bachtiar Yusuf ramai disebut-sebut setelah muncul keluhan dari Juandini di lini masa soal tindakan tak terpuji dari seorang sutradara pada kru perempuan di lokasi syuting.
Mulai dari netizen hingga berbagai sineas pun mengecam tindakan tersebut di unggahan-unggahan ataupun komentar mereka. Melihat hal ini, sutradara berusia 48 tahun itu pun buka suara.
Dalam wawancara melalui panggilan telepon bersama detikcom ia mengaku terkejut atas curhatan tersebut. Pasalnya Juandini sama sekali tak pernah hadir di lokasi syuting. Apalagi saat ini opini itu membuat hampir semua pihak menyerangnya.
"Saya nggak hari ini (bikin pernyataan resmi), opini berubah sana-sini. Semua jelekin saya, asosiasi bukannya jadi payung (malah) sepihak mengamini itu. Perusahaan harusnya bertanggungjawab atas kegiatan (syuting) ikut (menghakimi)," ungkapnya pada Kamis (1/9).
Ia pun memilih untuk tak banyak berbicara dan mempersiapkan pernyataan resminya terkait tuduhan atas kejadian itu.
"Dalam waktu dekat saya akan kasih pernyataan. Saya belum siap kasih pernyataan, tapi segera," ujarnya.
"Menurut saya ini kasus kalau beneran ada harusnya lebih banyak yang ngomong lagi, (coba) kontak kru di produksi itu, mungkin bisa tanya saya seperti apa atau tanya artisnya aja kan lebih gampang," tambahnya.
Berdasarkan penelusuran detikcom, tudingan kejadian penamparan itu terjadi pada saat syuting serial Catatan Akhir Sekolah The Series yang dibintangi oleh Arya Mohan, AAzela Putri, Sarah Beatrix, Dhirgham dan Geraldo Chandra. Serial tersebut mengambil kisah dari film Catatan Akhir Sekolah yang sempat tayang pada 2005.
Andi pun mengaku jika proses syuting sudah selesai dan tak terpengaruh dengan kejadian itu.
"Selesai aman aja, video kita party-party sudah ada kok. Jadi (tugas) saya sudah selesai sih (di proyek itu)," pungkasnya.
Andi Bachtiar Yusuf terjun ke dunia sinema lewat film pendeknya Hardline pada 2005 yang terpilih menjadi wakil Indonesia di kumpulan film pendek di ajang Piala Dunia 2006. Setelahnya ia pun membuat berbagai film layar lebar seperti Romeo Juliet (2009), Hari Ini Pasti Menang (2013), Garuda 19 (2014), Love for Sale (2018) dan Love for Sale 2 (2019).
Tudingan penamparan muncul dari curhatan Juandini yang tak lain adalah seorang casting director. Dalam Instagram Stories miliknya, Juandini menceritakan bagaimana kekerasan itu terjadi.
"Asli ya sudah seminggu ini rasanya sesak dada nahan emosi nggak bisa keluar mandang PHnya dan biar nggak ganggu produksi syutingnya. Sekarang syuting sudah selesai, boleh ya aku luapin di sini dan semoga kalian bisa lebih berhati-hati saja kalau kerja sama dengan orang ini," buka Juandini dalam Instagram Stories miliknya dilihat detikcom, Kamis (1/9/2022).
"Dia menyebut dirinya SUTRADARA TERGANTENG, tapi mohon maaf ya naudzubillahimindzalik yang gue lihat nggak ada ganteng-gantengnya dari mulut, perbuatan dan lain-lain," sambungnya lagi.
"APA PANTAS LAKI-LAKI MENAMPAR DAN MENDORONG PEREMPUAN???? BUKAN HANYA NAMPAR DAN DORONG, TAPI JUGA TERIAK-TERIAK DI HT DAN MIC DENGAN KATA-KATA KASAR DAN DIDENGAR SAMA RATUSAN KRU DAN EKSTRAS DI HARI ITU?" jelasnya lagi.
Simak Video "Tanggapan Sutradara Andi Bachtiar Usai Dikeluarkan dari IFDC"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/dar)