Kata Ustaz: Menegur Jangan Sampai Bikin Baper, Ini yang Penting Diingat

Kata Ustaz: Menegur Jangan Sampai Bikin Baper, Ini yang Penting Diingat

Tim detikcom - detikHot
Kamis, 16 Jun 2022 06:07 WIB
Ustaz Hilman Fauzi
Ustaz Hilman Fauzi Foto: dok. Pribadi
Jakarta -

Menegur seseorang meski dengan tujuan baik atau untuk mengingatkan hal-hal baik, sering kali justru menimbulkan prasangka buruk dan kesal. Bukan jadi mengingatkan, justru membuat orang yang diingatkan baper.

Seperti yang terjadi pada Iko Uwais dan tetangganya, Rudi. Terlibat kerja sama, Iko yang ingin menegur Rudi karena kinerjanya sebagai desainer interior tidak sesuai dengan perjanjian kontrak justru berujung saling lapor polisi karena cekcok.

Banyak peristiwa lain yang terjadi hanya karena teguran. Kata Ustaz melansir dari Islam Itu Indah menjelaskan bagaimana agar teguran yang kita berikan tidak membuat baper orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ustaz Hilman Fauzi ada yang harus diingat oleh seseorang sebelum menegur orang lain. Hal itu adalah khusnuzon atau prasangka baik.

Berikut penjelasan lengkap Ustaz Hilman Fauzi:

ADVERTISEMENT

Ketika kita menasihati seseorang, ketika kita menegur seseorang, hendaklah di hati kita tanamkan sikap khusnuzon.

Apa itu khusnuzon? Khusnuzon itu adalah berprasangka baik. Kenapa kita harus berprasangka baik? Ya, karena prasangka yang baik itu akan mengantarkan kebaikan.

Ketika kita bicara tentang zon, kan adanya di hati ya, tapi kalau saya melihatnya khusnuzon itu ada tiga makna sebenarnya.

Yang pertama adalah prasangka yang baik, kedua pikiran yang baik, yang ketiga ucapan yang baik. Mengapa semua dimulai dari hati? Karena apa yang kamu rasakan di hati, menentukan apa yang kamu pikirkan. Apa yang kamu pikirkan, menentukan apa yang kamu ucapkan. Apa yang kamu ucapkan, menentukan apa yang kamu lakukan. Apa yang kamu lakukan, menentukan apa yang jadi kebiasaan. Apa yang jadi kebiasaan, itulah yang menentukan nasib kita dalam kehidupan.

Jadi berangkat dari hati yang bersih, Allah dalam Al Quran, surat Al-Hujurat ayat 12.

Yā ayyuhallaΕΌΔ«na āmanujtanibα»₯ kaαΉ‘Δ«ram minaαΊ“-αΊ“anni inna ba'ḍaαΊ“-αΊ“anni iαΉ‘muw wa lā tajassasα»₯ wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā, a yuαΈ₯ibbu aαΈ₯adukum ay ya`kula laαΈ₯ma akhΔ«hi maitan fa karihtumα»₯h, wattaqullāh, innallāha tawwābur raαΈ₯Δ«m.

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah daripada kamu sekalian banyak berprasangka pada orang lain. Sesungguhnya banyak prasangka itu adalah sebagian daripada dosa.

Maka dari itu, kalau ada orang yang salah, benci kesalahannya tapi jangan benci orangnya. Kalau ada orang berbuat maksiat, benci maksiatnya, tapi jangan benci orangnya.

Kenapa? Iya, kalau di hati kita tidak ada kebencian pada orangnya akan ada doa yang akan kita sampaikan untuk dirinya. Tapi, kalau kita sudah benci sama orang itu, dia berbuat apa saja selalu melihatnya dengan kacamata kebencian.

Maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita, janganlah prasangka buruk, janganlah kita men-judge seseorang. Ingat ya, jangan mudah menghakimi, jangan mudah men-judge seseorang, perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain.

Tanamkanlah sikap khusnuzon, prasangka baik. Sebagaimana kita juga ingin disangkakan baik oleh orang lain.

Maka, ini tips negur boleh tapi jangan bikin baper. Bagaimana caranya? Tanamkan khusnuzon, jangan tanamkan buruk sangka pada orang lain.




(pus/wes)

Hide Ads