Menjalani puasa Ramadan ada rukun puasa yang wajib dilakukan. Rukun puasa, yaitu niat puasa Ramadan dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Niat puasa Ramadan terdengar sangat mudah dilakukan. Akan tetapi, mengucapkan niat puasa Ramadan ada waktunya.
Kata Ustaz mengutip penjelasan Habib Usman bin Yahya di Islam Itu Indah menjelaskan kapan sebaiknya membaca niat puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan lengkap Habib Usman bin Yahya:
Di antara rukun puasa adalah niat. Niat itu harus ada namun cukup di dalam hati karena niat itu adanya di dalam hati. Di dalam hati itu wajib dan sunah dengan lisan.
Jadi kalau ada yang mengenakan lisannya itu adalah sunah. Wajibnya adalah di dalam hati. Di mana niat berpuasa di bulan Ramadan harus di malam hari sebelum masuk fajar.
Jadi kalau ada seseorang ingin puasa di bulan Ramadan jadi niatnya itu harus pas masuk setelah magrib atau masuk salat tarawih. Maka dia niat: Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhani hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Dengan niat dalam hatinya dia niat. Dalam lisan diperbolehkan karena dengan lisan adalah sunah. Tapi, intinya harus ada di dalam hatinya. Oleh karena itu, ketika dia meniatkan hatinya maka dia sudah meniatkan tubuhnya untuk beribadah kepada Allah puasa di bulan Ramadan.
Menurut mahzab Imam Syafi'i dan menurut mahzab Imam Hambali bahwasannya mereka itu, niat itu dibaca sebelum Fajar. Jadi kita ini di Indonesia niatnya di malam hari sebelum fajar.
Beda dengan puasa sunah kalau puasa sunah batasnya itu sebelum matahari tergelincir sebelum waktu zuhur. Misalkan ada orang mau puasa sunah, nggak ada makanannya, sebelum zuhur dia niat boleh sesudah zuhur nggak boleh niat lagi. Tapi kalau puasa wajib menurut mahzab Imam Syafi'i harus pada malam harinya.
Jelas bahwasannya, barang siapa tidak berniat puasa sebelum terbitnya fajar atau waktu subuh maka puasanya tidak sah.
Menurut Imam Abu Hanifah beda lagi, niat itu sah-sah saja dilakukan pada malam hari boleh, atau siang hari pun boleh sebelum waktu zuhur. Batasnya niat itu adalah waktu zuhur.
Menurut Imam Malik beda lagi, niat itu bisa dilakukan pada malam awal Ramadan dengan niat berpuasa satu bulan penuh. Setiap harinya adalah sunah. Di mana kalau niat di awal mengikuti Imam Malik: Nawaitu shauma jami'i shahri ramadhan hadzihis sanah taqlidan lil imam malik fardhan lillahi ta'ala.
Jadi dia niat bahwasannya berpuasa full satu bulan selama bulan Ramadan mengikuti daripada Imam Malik karena apa? Takut lupa. Puasa ini penting banget, wajib banget, dan diwajibkan oleh Allah SWT.
Seperti yang Allah SWT firmankan, wajib bagi kita untuk berpuasa. Manusia itu tidak lepas dari pada lupa, jadi takut lupa. Bismillah dia niat puasa satu bulan. Ulama-ulama berpendapat bahwasannya boleh untuk mengikutinya niat satu bulan full, berharap bahwasannya satu bulan ini berpuasa di bulan Ramadan dan mengharapkan keberkahan dan keridaan Allah SWT.
Jangan lupa, setiap harinya selesai tarawih salat berjamaah. Kalau tarawih setelah salat witir mereka ramai-ramai berniat. Karena mereka berharap semuanya puasa di bulan Ramadan mendapat kenikmatan, keridaan Allah SWT. Insyaallah kita semua tergolong jadi manusia yang bertakwa pada Allah SWT.
(pus/nu2)