Gus Miftah Jawab soal Dianggap Bablas Kritik Khalid Basalamah

Gus Miftah Jawab soal Dianggap Bablas Kritik Khalid Basalamah

Desi Puspasari - detikHot
Senin, 21 Feb 2022 15:03 WIB
Gus Miftah saat konser NU.
Gus Miftah beri penjelasan disebut sudah kebablasan kritik Ustaz Khalid Basalamah. Foto: ist.
Jakarta -

Gus Miftah menggelar pentas wayang dengan lakon 'Begawan Lomana Martobat'. Pementasan wayang itu tuai kontroversi hingga nama sang ustaz menjadi trending.

Banyak netizen yang mengungkapkan Gus Miftah kebablasan melakukan hal itu. Dalam pementasan itu Gus Miftah menyampaikan sebuah sajak yang juga diduga bentuk kritik untuk Ustaz Khalid Basalamah.

Gus Miftah memberikan penjelasan dan ingin menyampaikan adanya perbedaan pendapat itu sah-sah saja. Tidak ada yang melarang perbedaan pendapat soal kritik ilmu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau yang viral atau trending tentang sajak saya, kalau soal kritik ilmu atau perbedaan pendapat dalam ilmu itu suatu yang lumrah. Jadi sah-sah saja. Kalau sajak yang saya buat itu tanggung jawab saya penuh, tapi kalau atraksi dalam pentas wayang itu merupakan domain-nya dalang bukan saya," kata Gus Miftah dalam pesan suara kepada detikcom, Senin (21/2/2022).

Pemimpin Ponpes Ora Aji itu menegaskan perbedaan pendapat lumrah terjadi. Namun, Gus Miftah mengingatkan adanya oknum-oknum tak bertanggung jawab yang memancing suasana tidak kondusif.

ADVERTISEMENT

"Persoalan orang berbeda pendapat kan lumrah-lumrah saja itu. Mungkin dalam satu hal saya tidak sepakat dengan Ustaz Khalid Basalamah. Tetapi, dalam satu hal yang lain bisa sependapat. Yang membesar-besarkan, kan orang yang mencoba cari keuntungan dan memancing suasana di sini saja. Kita sudah terbiasa," jelas Gus Miftah.

Adanya perbedaan pandangan dalam agama kembali ditegaskan Gus Miftah itu bukan hal baru. Dia juga memberikan contoh perbedaan pendapat soal haram dan mubah hukum merokok.

"Katakanlah menurut beliau haram menurut saya tidak, itu sah-sah saja. Salahnya di mana? Umat juga harus dewasa," tegasnya.

"Seperti halnya hukum merokok. Muhammadiyah mengharamkan, NU me-mubah-kan, biasa-biasa saja. Salahnya di mana? Ada anggapan saya tidak suka orang berjenggot. Loh dimana? Saya juga berjenggot. Sama. Cuma cara pedangnya saja yang beda. Jadi umat juga harus dewasa. Perbedaan pendapat itu sah," tutup Gus Miftah.

Soal ceramah mengharamkan wayang, Ustaz Khalid Basalamah juga sudah meminta maaf. Isi ceramahnya heboh karena sarannya terkait memusnahkan wayang.

"Pertama, lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban dari da'i muslim kepada penanya muslim. Kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi, jangan menjadikan tradisi sebagai Islam, dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan," ujar Ustaz Khalid Basalamah dalam unggahan di Instagram miliknya, @khalidbasalamahofficial.

Kemudian, Khalid Basalamah menjelaskan terkait tobat seorang dalang yang menurutnya seperti tobat pada umumnya. Selain itu, dirinya menjelaskan terkait dimusnahkannya wayang bagi dalang yang bertobat.

"Jadi kalau ada orang yang memang tobat, misalnya dia seorang dalang. Kalau dia sudah tobat dan tidak mau lagi melakukan itu, maka mau diapakan? Saya katakan untuk dia individu dimusnahkan, sebatas itu," jelasnya.

Khalid Basalamah kemudian menegaskan tidak ada niat memusnahkan wayang dari sejarah dan meminta seluruh dalang bertobat. Meski begitu, dirinya meminta maaf lantaran perkataannya menyinggung sejumlah pihak.

"Kalau ada sesuatu yang kita lakukan dan ternyata menyinggung orang lain ada baiknya meminta maaf. Saya pada kesempatan ini menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak, tidak terkecuali yang merasa terganggu atau tersinggung dengan jawaban kami," tutup Khalid Basalamah.




(pus/wes)

Hide Ads