Anji sudah bebas dari rehabilitasi narkoba. Kini dirinya pun sudah kembali bekerja. Saat bekerja di luar kota, Anji dihampiri oleh salah seorang pengajar.
Guru tersebut mengucapkan terima kasih kepada Anji. Lo kenapa? Ia mengatakan hal tersebut karena Anji yang sudah mau berbagi tentang salah satu anaknya, Sigra yang autis.
Pengajar tersebut mengatakan jika apa yang dibagikan Anji bisa menguatkan orang tua lainnya. Mendengar hal tersebut, Anji langsung tersentuh.
Dalam Instagram miliknya, Anji langsung memberikan pesan kepada orang tua yang memiliki anak autis. Ia mengatakan untuk kepada orang tua tidak malu memiliki anak autis.
"PESAN UNTUK ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK AUTIS. Pertama dan terutama adalah penerimaan. Sedih boleh, tapi harus diterima. Jadi ketika anak kita sedang berlebihan dalam mengekspresikan emosinya (baik senang maupun sedih), kita bisa sabar dan menanganinya dengan tepat. Kemarin di Surabaya, seorang Pengajar menghampiri saya sambil bilang "terima kasih sudah terbuka mengenai keadaan anak Manji yang istimewa. Hal itu bisa menguatkan orang tua lainnya," buka Anji dalam Instagram miliknya.
Tidak sampai di situ, Anji juga memberikan info yang kedua, yakni mencari informasi mengenai autis yang diidap anak tersebut.
"Kedua, mencari tahu banyak info tentang bagaimana menangani anak autis. Makanan, materi terapi, lingkungan inklusif dan banyak hal lainnya," katanya lagi.
"Ketiga, kalau kamu gundul jangan ajari lagu ini. Nanti terus menerus dinyanyikan, karena mereka biasanya melakukan repetisi. Senangnya @sigraumarnarada bisa bernyanyi sesuai tempo, sambil pamer rambut gondronya. Semangat, Bapak Ibu Istimewa," paparnya.
Postingan itu langsung mendapatkan banyak respons. Mereka semua sangat terkesima dengan apa yang disampaikan Anji.
"Sy jg salah satu yg mempunyai ank istimewa bang Manji,tp sy Hrus kuat n sll memberi kasih sy yg lebih mlahan.ank sy bicaranya kurang jlas,JD kdang hrus extra sabar.tp sy bangga,karena Allah SDH memilih sy menjaga titipanya,blm tentu orang tua lanya mampu," ungkap akun nur***.
"Yupp.. sama dengan anakku.. awalnya saya susah menerima bahwa anak saya autis dan hanya menganggap speech delay saja.. setelah saya bisa menerima kondisinya, jadi tau cara menyikapi situasi yang ada.. susah banget nyari sekolah inklusi yang dekat tempat tinggal, (setahu saya karena memang tidak ada sekolah negerinya)" imbuh akun lainnya.
Simak Video "Kasus Bocah Autis Dijepit Terapis di Depok, Polisi Turun Tangan"
[Gambas:Video 20detik]
(wes/dar)