Dua tahun sudah Maudy Ayunda menjalani pendidikan di Stanford University. Setelah lulus, kini Maudy Ayunda kembali ke Indonesia dengan perubahan.
Ada empat poin yang diungkap Maudy Ayunda dia dapatkan dan pelajari selama dua tahun di Stanford University. Ada hal-hal yang membuat Maudy Ayunda berubah.
Poin pertama Maudy Ayunda belajar untuk menerima keadaan ketika pandemi COVID-19 datang. Di mana semua kegiatan kampus yang dulu ramai, berubah dengan semuanya dilakukan secara virtual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, aku belajar untuk benar-benar menghargai alam bebas. Belum pernah aku begitu nyaman berada di bawah terik matahari, aku belajar hiking dan membenamkan diri dalam dunia penuh aktivitas. Stanford bahkan menghidupkan kembali kecintaan lamaku pada berlari," ungkap Maudy Ayunda dalam channel YouTube pribadinya.
"Jadi salah satu yang aku suka banget di sini adalah banyak tempat outdoor di mana aku bisa lari, jalan, aku bisa aktif untuk spending quality time with my self. Salah satu goal aku adalah aku berusaha tiap hari setidaknya 10 ribu steps," sambungnya.
Bertemu dan belajar dengan teman sekelas yang berjumlah sekitar 400 orang membuat Maudy Ayunda mendapat banyak inspirasi. Perbedaan pendapat dan pemikiran membuat Maudy Ayunda semakin ingin membawa perubahan.
"Aku belajar mencari inspirasi dari orang-orang. Teman sekelasku dari 400 orang berasal dari lapisan masyarakat dan menawarkan perspektid dan cerita beda. Kisah ini memicu keinganan untuk membuat berubah seperti quotes Stanford, 'Ubahlah kehidupan orang, ubahlah organisasi, dan ubahlah dunia,'" ucap Maudy Ayunda.
Pertama kali dalam hidupnya, Maudy Ayunda memberikan masukan dan mendapat masukan. Dari situ, penyanyi berusia 26 tahun itu bisa menerima kritikan dan memberikan kritikan.
"I'm so much comfortable with giving and receiving feedback, mengkritik dan menerima kritik aku sudah merasa normal. Aku sekarang merasa orang yang nggak bisa menerima kritik itu rugi berat. Karena itu kesempatan untuk tumbuh banget dan memperbaiki sebuah hubungan," ungkapnya.
"Terakhir aku belajar bahwa hidup lebih dari hal-hal yang besar. Lebih dari sekadar pencapaian, tapi tentang udara yang kita hirup, langkah yang kita ambil, dan tawa yang dibagi dengan orang-orang terdekat," sambung Maudy Ayunda.
Maudy Ayunda memang sangat tertarik dengan dunia pendidikan. Pendidikan membuat Maudy Ayunda ingin membawa pengaruh dan perubahan.
"Ada banyak banget ha di pendidikan tetap kita harus kerjakan, tetap harus kita kembangkan untuk Indonesia. Aku merasa bahwa pendidikan adalah sebuah area dimana aku ingin membawa perubahan. Dan, aku merasa karena itu aku memilih untuk mendalaminya secara akademis," tuturnya.
Dua tahun menyelesaikan kuliah S2 di Stanford University, Maudy Ayunda justru merasakan perubahan pada dirinya. Itu membuatnya selalu merasa bahagia.
"Akhirnya setelah dua tahun ini aku merasa jadi orang yang jauh lebih sederhana. Dua tahun lalu, aku datang ke Stanford ingin mengubah dunia, tetapi malah mengubah diriku sendiri secara personal. Aku sadar aku hanya ingin bahagia dan membuat banyak orang tersenyum," tukas Maudy Ayunda.
(pus/nu2)