Tersebarnya rekaman CCTV dugaan penganiayaan terhadap anak yang dilakukan mantan pengasuh Nindy Ayunda dan Askara Parasady masih menjadi polemik. Rupanya Askara Harsono merasa keberatan dengan beredarnya rekaman video itu.
Lantas lewat surat pernyataannya Askara yang dibacakan oleh pengacaranya, Fachmi Bachmid, Askara menyebut ada unsur eksploitasi terhadap anak keduanya tersebut.
"Saya sangat keberatan dengan kejadian tersebut disebarluaskan melalui media elektronik dan berita online. Sehingga patut diduga perbuatan menyebar video anak saya, merupakan bentuk eksploitasi anak saya yang masih di bawah umur," kata Fachmi mengutip surat Askara saat ditemui di kawasan Condet, Jakarta Timur pada Minggu 27 Juni 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Askara juga menyebut tindakan penyebaran itu dapat mengganggu tumbuh kembang anaknya. Bahkan dengan mengutip pasal UU anak, dia menyebut penyebaran itu masuk pelanggaran Undang Undang Perlindungan Anak dan ITE.
"Maka dengan menyebarkan video itu, sangat merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak saya yang akan mengganggu tumbuh kembang anak saya. Sehingga patut diduga perbuatan tindak pidana melanggar Undang Undang Perlindungan Anak sebagai mana dimaksud UU nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan UU tahun 2002 tentang perlindungan anak atau tindak pidana ITE," bebernya.
Askara juga meminta agar jangan ada pihak yang memperkarakan sosok mantan pengasuhnya, Lia ke hukum atau pun Komnas anak. Askara menyebut Lia adalah anak buah yang sudah mengabdi kepada keluarganya sejak bertahun-tahun.
"Bahwa saya menegaskan bagi siapa saja yang memperkarakan atau mempermasalahkan para pekerja saya, yang sudah mengabdi kepada keluarga kami bertahun-tahun dengan ikhlas, maka tidak perlu memperpanjang hal-hal tersebut ke tanah hukum dan Komnas anak," bebernya.
Menurut Askara kejadian itu sudah lewat dan basi, serta pihaknya sudah memaafkan Lia atas kekhilafannya sehingga tak perlu diperpanjang lagi.
"Kejadian kejadian yang sudah lewat cukup diselesaikan secara kekeluargaan dan memaafkan dari lubuk hati kita yang paling dalam atas kekhilafan tersebut. Marilah kita berfikir lebih cerdas dan lebih maju demikian surat pernyataan ini saya buat sebenarnya benarnya dan berani mengangkat sumpah atas kebenarannya," imbuhnya.
"Dibuat di Jakarta pada 26 Juni, yang membuat pernyataan ayah dari A Dinara Parasady Harsono, Askara Parasady Harsono," tutupnya.
(fbr/wes)