Gus Miftah blak-blakan usai dirinya viral beberapa hari belakangan. Gara-garanya, ia melakukan orasi kebangsaan di gereja.
Gus Miftah pun menceritakan awal mula hadir dalam peresmian tempat peribadatan tersebut. Menurutnya, ia hadir atas undangan dari sahabatnya.
"Atas undangan seorang teman, Pendeta Muda Johan Sunarto, mengundang melalui Sekjen NU, Gus Helmi Faishal. Di situ disebutkan peresmian gereja bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Miftah kembali menekankan, dirinya hadir bukan dalam acara peribadatan tapi peresmian geraja. Tak cuma bersama Anies Baswedan, ia juga mengabsen sosok yang hadir seperti Sekjen NU, hingga dari FKUB.
"Tak cuma saya, tapi ada Forum Kerukunan Umat Beragama, semua agama ada. Bahkan mereka tanda tangan di prasasti," ungkapnya.
Cuma kebetulan, Gus Miftah dan Anies Baswedan yang diminta untuk memberikan sambutan. Dalam sambutan tersebut, Gus Miftah mengaku berbicara selama 11 menit.
"Itu isinya soal Pancasila, indahnya Indonesia. Kemudian yang viral itu closing statement saya yang satu menit," tuturnya.
Gus Miftah merasa heran sebab sebelumnya ada banyak pemuka agama yang juga masuk gereja. Ia kembali mengabsen nama-nama seperti Kyai Said Aqil, Gus Dur hingga Aa Gym.
"Keenapa Gus Miftah jadi ribut? Ada pro dan kontra, padahal kita nggak punya misi apapun selain kebhineekaan," ungkapnya.
Dalam orasi kebangsaan tersebut, Gus Miftah lumayan menyiapkan bahan pidatonya. Ia mengaku tak mau menyinggung banyak orang dan juga soal akidahnya.
"Saya ngomong soal Pancasila, toleransi yang ingin saya wariskan kepada generasi muda. Jadi bangsa yang rukun dengan akidah masing-masing. Saya waktu diminta pesan perdamaian, saya bilang ibarat sambal. Sambal itu nikmat karena ada bahan baku yang berbeda, ada cabai, bawang putih dan merah, ada garam dan terasi. Kemudian ditumbuk jadi saatu, dengan tak menghilangkan identitas masing-masing," ujarnya.
Ia kembali mengibaratkan fenomena pelangi yang memanjakan mata. Meski cuma orang yang bisa melihat yang merasakan keindahannya.
"Kenapa pelangi itu indah? Karena warnanya berbeda-beda, masalahnya, kenapa orang nggak bisa menikmati pelangi itu, ketika kamu buta. Orang nggak akan merasakan indahnya perbedaan jika tak memandang dari sudut yang positif," tukasnya.
(nu2/wes)