Irfan Hakim menceritakan sebuah penyesalan kepada Syekh Ali Jaber karena sesuatu hal. Hal itu diungkapkan oleh Irfan Hakim dalam sebuah video.
Dalam tayangan tersebut, Irfan Hakim mengenang momen kebersamaannya dengan Syekh Ali Jaber. Irfan Hakim kemudian mengungkapkan penyesalannya karena belum bisa memenuhi janjinya kepada ulama yang jadi panutan banyak orang tersebut.
"Dia tuh pernah meminta gue datang ke villanya, 'kak Irfan ayo dong cari waktu ke villa saya di Puncak.' Nah gue waktunya enggak bisa jadi udah nyesel. Beliau juga mau datang ke rumah, selalu enggak jadi, gagal, gagal, gagal," ucap Irfan Hakim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria kelahiran Bandung ini mengatakan bahwa hubungannya dengan Syekh Ali Jaber tak sekadar sahabat. Irfan Hakim mengatakan sudah seperti keluarga layaknya kakak dan adik dengan Syekh Ali Jaber. Siapakah sosok Irfan Hakim? Berikut ini profilnya:
Sempat Tak Disetujui Orangtua Terjun ke Dunia Hiburan
Irfan Hakim lahir di Bandung, 15 Oktober 1975. Ia adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan H. Rosyid Sukarya dan Hj. Juariah. Sejak usia belia Irfan sudah familiar dengan panggung dan keramaian baik untuk menyanyi, menari, atau baca puisi.
Irfan menghabiskan masa kecil dan remajanya di Bandung. Tak mudah bagi Irfan untuk terjun ke panggung hiburan. Banyak perjuangan dan rintangan yang harus dilalui.
Sejak SMA, ia mulai dapat tanda-tanda orangtuanya kurang menyukai aktivitasnya di dunia seni. Saat itu, Irfan sangat rajin menonton teater di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), Bandung, yang berdekatan dengan sekolahnya.
Bahkan ia malah aktif di teater Studio Teater Islam Karisma (STIK) di Masjid Salman, ITB Bandung. Saking sibuknya dengan dunia teater, ayahnya sempat mengingatkan jangan jadikan tempat seni menjadi pekerjaan tetap.
Jadi Seniman Hingga ke Luar Negeri
Lulus SMA 1993, ia memilih mencoba menjadi seniman meskipun sebenarnya ingin kuliah. Ia tak kuliah karena ayahnya sebagai pengusaha beras sedang bangkrut. Setelah setahun berkesenian ke mana-mana, ia mendaftar dan diterima di ASTI dengan biaya hasil kerjanya.
Namun, ayahnya tetap meminta dirinya kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati, Bandung. Irfan pun masuk Fakultas Dakwah pada tahun 1994. Studi ini diambil tidak lepas dari pengaruh keluarga besarnya yang sangat taat pada agama.
Meski kuliah di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Irfan tetap sibuk di dunia seni. Ia bergabung di kelompok paduan suara, KABUMI di IKIP Bandung. Di sini, ia banyak belajar, termasuk menari, hingga menghantarkan dirinya ke Eropa dan Jepang. Bahkan sering main angklung di Istana Negara atas undangan Presiden Soeharto.
Mulai Terjun ke Dunia Hiburan
Lulus kuliah, menjadi babak baru kehidupan Irfan. Ia bukan menjadi pendakwah sesuai kuliahnya, tapi tetap memilih berjuang di dunia hiburan. Awalnya, keinginan Irfan sempat ditolak ayahnya, namun akhirnya mendukung setelah Irfan membuktikan kegigihannya.
Irfan membuktikannya dengan berjuang di Jakarta. Tinggal di kontrakan kecil tak berjendela menjadi saksi awal perjuangannya. Kesempatan emas datang saat ia diminta menjadi model iklan permen. Dalam iklan itu seolah-olah rambut Irfan terbakar setelah makan permen.
Dari sana karier Irfan terbuka lebar. Irfan yang memiliki latar seni, lalu main sinetron dan merambah ke dunia presenter.
Simak Video "Video: Ungkapan Kerinduan Dzaky Mohammed, Putra Irfan Hakim di Hari Ultah"
[Gambas:Video 20detik]