Maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi belakangan ini memang sangat membuat resah. Banyak orang yang menyalahkan korban tapi tidak juga yang murka akan pelaku kejahatan itu.
Lantas bagaimana jika mengalami kasus pelecehan seksual tersebut? Menurut psikolog klinik dari Personal Growth, Veronica Adesla ada beberapa langkah yang harus dilakukan jika mengalami pelecehan seksual.
Yang pertama adalah menyimpan semua bukti data-data elektronik. Baik itu percakapan, foto maupun video yang ditujukan kepada Anda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika Anda berhadapan dengan situasi demikian, bertindak tegaslah terhadap pelaku," kata Veronica Adesla.
Langkah-langkah tegas seperti yang dilakukan beberapa selebriti Indonesia patut dicontoh. Salah satu langkah yang dilakukan oleh Soraya Larasati.
Usai terjadi pelecehan seksual saat lari pagi, Soraya Larasati memutuskan untuk lapor polisi akan kejadian ini. Maksud dan tujuannya adalah supaya tidak ada lagi yang menjadi korban dalam masalah ini.
Baca juga: Pelecehan Seksual di Dunia Artis |
"Ya intinya saya cuma mau share info aja, semoga orang-orang yang membaca tulisan saya atau yang mendengar berita tentang hal ini bisa terhindar dari hal yang saya alami," kata Soraya Larasati beberapa waktu lalu.
"Sekarang ini, tindakan yang sudah saya lakukan adalah saya sudah melapor juga ke polsek setempat, kebetulan orangnya (pihak polsek) sudah datang ke rumah dan saya sudah menceritakan kronologis dan mereka juga sudah cek lokasi kejadian," sambungnya.
Awalnya, Soraya tak ingin lapor polisi karena merasa tidak punya banyak bukti. Saat kejadian dirinya sangat syok sehingga tak sempat memfoto pelaku dan kendaraannya.
Tak hanya itu, apa yang dilakukan Dewi Perssik juga bisa dicontoh. Dewi Perssik saat itu juga langsung memberikan bogem mentah kepada pria yang sudah melakukan hal yang tidak pantas.
Yang kedua adalah nyatakan terlebih dulu secara langsung kepada orang bersangkutan bahwa perlakukannya tidak dapat diterima dan ditoleransi.
Bukan hanya itu, menyatakan bahwa Anda tidak akan mentoleransi perilaku serupa di kemudian hari.
(wes/nu2)