Sujiwo Tejo pernah berada dalam panggung Maiyah bersama Cak Nun. Di sana, ia membenarkan penilaian Cak Nun yang menyebut hidupnya di dunia ini cuma akting.
Sujiwo Tejo sempat berhenti bicara di panggung itu, meski akhirnya ia melanjutkan setelah tersadar penilaian tersebut memang benar.
"Ya jelasnya aku dikatain muridku Cak Nun, hidupku cuma akting. Karena pada dasarnya, hidup itu cuma akting. Bedanya, akting panggung sama akting dunia. Akting panggung itu, kita lakukan setelah kita baca naskahnya dan tahu peran kita apa," katanya saat berbincang dengan detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bicara soal perannya di panggung sebagai Pangeran Diponegoro, Panglima Polim hingga jadi Bung Tomo. Ia tahu benar peran yang harus dilakukannya saat pentas. Bedanya, akting di dunia nyata, ia benar-benar tak tahu apa yang ada dalam naskah.
"Kalau panggung dunia, naskah belum kita baca. Kita berasumsi, bahwa peran kita sebagai wartawan, sebagai seniman, asumsi kita dan kita berakting seperti ini dari naskah yang belum kita baca. Berakting juga kan, itu jawabanku," ungkapnya.
"Akting panggung itu naskahnya sudah kita baca, kalau akting dunia itu ada di Lauh Mahfuz," sambung Sujiwo Tejo.
Karier Sujiwo Tejo di dunia seni memang sudah tercatat sejak kecil. Ia menjadi dalang dengan berbagai pementasan hingga ke panggung internasional. Di masa mudanya, ia juga tampil sebagai pemain teater hingga jadi penyiar radio.
Tak cuma itu, Sujiwo Tejo juga dikenal sebagai pemusik dengan lebih dari lima album. Namanya juga tertulis dalam puluhan film sebagai bintangnya.
(nu2/imk)