"Kalau saya sih nggak pernah malu untuk mengakui hal itu, orang mau bilang seperti apa ya sudah. Saya lebih baik orang tahu betul. Tapi saya lebih khawatir ke anak saya. Saya nggak mau orang menganggapnya anak saya ini nggak harusnya ada di sini. Karena ini harusnya ada di sini. Ini terjadi karena persetujuan Tuhan Yang Maha Kuasa juga," ujar Axel di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (18/19/2017).
"Rasa sayang saya lebih besar dari pada rasa malu saya. Saya juga sering lihat diberita orang yang membuang anaknya atau lainnya. Menurut saya itu, dia kalah sama rasa malunya itu. Kalau saya terserah orang mau menjudge saya seperti apa. Ini adalah anak saya, dan saya sayang 100 persen. Bahkan 150 persen. Jadi apapun lah orang mau bilang," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Axel sekali lagi menegaskan tak ada yang perlu ditutupi dari aibnya. Pria bertato bergaya glamrock itu pun legowo.
"Benar, jadi saya sama sekali tidak menutupi apa-apa, saya juga tidak menganjurkan untuk tidak malu. Tapi paling nggak apa yang sudah terjadi atau apapun itu, saya bukan untuk bertanggung jawab. Tapi ini juga titipan mau bagaimanapun awalnya. Itu udah jadi keyakinan buat saya. Jadi jalanin ajalah," tegasnya.
Sementara itu, Axel sendiri merasa bahagia lantaran sudah memiliki anak. Bahkan dirinya saat ini lebih bertanggung jawab kepada keluarga juga anak.
"Untuk saat ini saya merasa menyenangkan, jadi ada hal-hal baru, dan saya jadi lebih saya kerja mau ngapain sih, saya kerja untuk apa, saya menabung untuk apa jadi lebih jelas. Kalau dulu saya belum punya anak ya sudah saya dapat uang saya beli apa yang saya mau, kalau sekarang lebih terstruktur, karena saat tahu ada sesuatu untuk anak saya yang harus saya pikirkan untuk masa depannya. Mulai dari hal kecil, terus harus sekolah nantinya di mana, itu sudah harus saya pikirin. Saya jadi lebih semangat kerja karena udah tahu apa yang harus saya pikirin, pokoknya sudah jelas kerja untuk apa," papar Axel.
Di sisi lain menurut sang ayah, Ovy pun awalnya sempat tak membenarkan tindakan anak lelakinya yang menghamili kekasihnya sebelum menikah. Namun kini ia lebih pasrah.
"Saya sebagai orangtua juga tidak membenarkan, itu kesalahan tapi haruskah kesalahan itu, kalau ada jalan yang lebih baik lagi, ya sudah apa yang sudah terjadi jangan bikin kesalahan lagi. Iya kita tukar pikiran (memberi wejangan), dekat banget sih, hampir setiap malam kita ngobrol sama-sama," jelas Ovy dalam kesempatan yang sama.
(mau/nu2)