Pemerintah Palestina Akan Terbitkan Buku Harian Selama Gaza Digempur Israel

Pemerintah Palestina Akan Terbitkan Buku Harian Selama Gaza Digempur Israel

Tia Agnes Astuti - detikHot
Sabtu, 13 Jan 2024 09:50 WIB
Debris lies in a damaged room, as a Palestinian man is reflected in a mirror, at the site of an Israeli strike, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip January 10, 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Gaza terus digempur Israel. Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA
Jakarta -

Tiga bulan sejak Gaza digempur Israel yang memakan korban jiwa sampai 23.357 jiwa dan terus bertambah, pemerintah Palestina bakal menerbitkan buku harian tentang masa kelam tersebut. Buku yang ditulis oleh Menteri Kebudayaan Palestina, Atef Abu Saif bakal mengungkapkan segala hal secara gamblang.

Penerbit Comma Press akan merilis buku berjudul Don't Look Left: A Diary of Genocide (Jangan Melihat ke Kiri: Buku Harian Genosida), yang rencananya terbit pada 8 Februari. Nantinya bakal ada segala peristiwa yang terjadi selama 60 hari genosida terjadi dalam versi e-book dan fisiknya memuat cerita 85 hari gempuran.

Sejak serangan 7 Oktober 2023, Atef Abu Saif tinggal di tenda pengungsian di Rafah yang terletak di perbatasan Mesir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (13/1/2024), banyak tulisan yang dikirimkan Abu Saif sebagai pesan WhatsApp dan memo suara kepada penerbitnya. Buku ini bakal mengikuti kisah Abu Saif yang berlari di jalanan mencari perlindungan seperti warga Gaza lainnya, setelah hotel tempatnya menginap dibom.

Dalam pernyataan terbukanya, penerbit Comma Press mengatakan cerita-cerita yang diungkap oleh Abu Saif mencakup segala peristiwa.

ADVERTISEMENT

"Cerita-cerita tersebut mencakup segalanya mulai dari laporan langsung mengenai upaya penyelamatan yang sangat gamblang, banyak yang melibatkan kerabat dekat atau sesama jurnalis dan penulis hingga tinggal di tempat penampungan PBB di sekolah-sekolah, menjadi pengungsi berkali-kali, berjuang untuk mendapatkan makanan dan memenuhi kebutuhan hidup mereka," tulis Comma Press.

Abu Saif juga memutuskan untuk meninggalkan ayahnya di Gaza utara demi keselamatan putranya sendiri. Tinggal di tenda selama sebulan sampai berada di kamp pengungsi dadakan di fasilitas PBB dekat Rafah.

"Nantinya seluruh hasil penjualan buku akan disumbangkan ke empat badan amal Palestina, yakni Bantuan Medis untuk Palestina, Aliansi Anak-Anak Timur Tengah, Pusat Anak-Anak Afaq Shadida/New Horizons (Kamp Pengungsi Nuseirat) dan Kampanye Solidaritas Palestina Sheffield (Bantuan Darurat Khan Younis)," katanya.

Abu Saif diketahui telah menulis 6 novel dan juga buku harian perang The Drone Eats with Me tentang perang Gaza di 2014 yang berlangsung selama 50 hari hingga menyebabkan kematian 2.251 warga Palestina.




(tia/pus)

Hide Ads