Penyanyi Dua Lipa dilaporkan menunda perilisan video klip terbarunya. Padahal ia telah menghabiskan dana produksi ratusan ribu poundsterling.
Pelantun lagu New Rules ini memutuskan untuk tidak merilisnya karena menganggap video tersebut bisa menimbulkan masalah baru di tengah konflik Israel-Hamas yang tengah berlangsung.
Menurut informasi yang dilansir dari Female First, video klip tersebut menampilkan beberapa adegan yang melibatkan ledakan, perkelahian massa, dan kekacauan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski proses syuting dilakukan sebelum insiden penting pada 7 Oktober 2023 yang memicu penyerangan Israel ke Gaza dan menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, Dua Lipa dan timnya memutuskan untuk membatalkan perilisannya.
Seorang sumber dari industri musik yang merupakan orang dalam mengungkapkan keputusan untuk menarik video klip diambil setelah adanya 'pertemuan darurat' antara Dua Lipa dan timnya.
"Sebuah video telah direkam untuk kampanye album terbaru Dua Lipa pada bulan September tahun lalu. Meskipun video tersebut awalnya dianggap lucu, namun berisi tema kekacauan dengan adegan tabrakan mobil, penghancuran, ledakan, kembang api, dan keributan massal," ungkap sumber tersebut.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, "Dua Lipa dan timnya memutuskan bahwa video tersebut tidak pantas untuk dipublikasikan mengingat situasi yang sedang terjadi sejak 7 Oktober."
Video klip berbujet besar tersebut melibatkan ratusan figuran dan diproduksi bersamaan dengan album studio ketiga Dua Lipa yang dijadwalkan rilis pada 2024.
Dua Lipa, yang memiliki keturunan Albania, termasuk salah satu selebriti yang vokal menyuarakan keprihatinan terkait konflik dan perang yang terjadi di Palestina.
Dalam pernyataan yang diunggah ke Instagram pada Oktober 2023, Dua Lipa menulis, "Setiap hari, hati saya merasa sedih untuk rakyat Israel dan Palestina. Saya merasakan duka atas nyawa yang hilang dalam serangan mengerikan di Israel."
"Saya merasa sedih ketika menyaksikan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, di mana 2,2 juta jiwa, setengah dari mereka adalah anak-anak, mengalami kesulitan yang tidak terbayangkan."
"Untuk saat ini, saya berharap agar ada gencatan senjata di Gaza dan mendesak pemerintah untuk menghentikan krisis yang sedang berlangsung. Harapan kita adalah dapat menemukan empati untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan ini," tutupnya.
(dar/wes)