Ai Weiwei dikenal sebagai seniman kontroversial asal China. Pernah mendekam di bui tanpa diadili, seniman yang pro-Palestina ini tengah menampilkan pameran publik yang menampilkan 81 pertanyaan di layar besar di Piccadilly Circus, London, Inggris.
Selama 81 hari lamanya, masyarakat Inggris bisa melihat karya seni Ai Weiwei yang mengugat kecerdasan buatan AI yang merajalela. Lewat pameran seni bertajuk 'An 81-day quest for enlightenment', dia mengajukan pertanyaan filosofis tentang topik kemanusiaan, sains, politik hingga kecerdasan buatan.
Melalui lokasi di Piccadilly Lights London dan beberapa lokasi mancanegara lainnya yakni Seoul, Berlin, dan Milan, nantinya tanggapan AI akan dipublikasikan secara online melalui CIRCA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Artnet, Ai Weiwei mengatakan angka 81 mewakili jumlah hari ketika dirinya dipenjara oleh pemerintah Tiongkok pada 2011, masa yang ditandainya dengan interogasi tanpa henti.
"Pihak berwenang selalu tahu lebih banyak ketimbang dirimu, dan mereka berpura-pura tidak memberi tahumu apa yang mereka ketahui," kata Ai Weiwei.
"Setiap orang berhak mengajukan pertanyaan," sambungnya lagi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Ai mengaku dihadapkan oleh permasalahan seputar kebebasan berekspresi setelah ia posting pernyataan kontroversial mengenai konflik Israel dan Hamas di X.
Postingan itu pun segera dihapusnya dan Galeri Lisson memutuskan untuk menunda pameran karya terbaru Ai tanpa batas waktu, yang seharusnya dibuka pada November. Pameran yang digelar di New York dan Berlin juga dibatalkan.
"Perang itu kejam dalam arti menghancurkan keluarga, menimbulkan kerugian fisik, dan merenggut nyawa orang yang tidak bersalah," kata Ai.
"Sensor dan pelarangan pikiran sama-sama kejam atau bahkan lebih kejam; ini adalah praktik yang melukai jiwa masyarakat kita, simbol kegelapan yang merajalela, dan ini harus dilihat sebagai peringatan akan masa yang biadab," pungkasnya.
(tia/aay)