Maraknya buku yang dilarang beredar di Amerika Serikat membuat Pink geram. Ada 3.362 buku di antaranya 1.557 judul yang unik turut dilarang selama tahun ajaran 2022 hingga 2023.
Berbagai judul yang dilarang termasuk buku anak tentang Anne Hutchinson, salah satu penduduk Rhode Island pertama dan seorang pengkhotbah wanita yang diadili oleh kaum puritan, Beloved oleh Toni Morrison, dan The Family Book oleh Todd Parr.
Pink mengumumkan kerja sama dengan PEN America untuk menyumbangkan 2.000 buku terlarang selama konsernya yang berlangsung di Florida, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gaung Palestina dari Jakarta |
Dia bersama timnya menyumbangkan judul-judul buku seperti The Hill We Climb karya Amanda Gorman dan Girls Who Code oleh Reshma Saujani. Dalam Instagram, ia mengatakan dirinya adalah seorang pembaca buku dan selalu membaca berbagai buku-buku keren sepanjang hidupnya.
"Saya mengecam adanya pelarangan buku. Ini membingungkan, menyebalkan, ini adalah sensor," katanya dalam media sosial pribadinya, Kamis (23/11/2023).
Pink mengatakan kepada PEN America bahwa menjadi orang tua dari kedua anaknya mempengaruhi perspektifnya tentang pentingnya membaca buku dari semua ras dan identitas seksual.
"Buku telah memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya sejak saya masih kecil, dan itulah mengapa saya tidak mau berdiam diri dan menonton ketika buku dilarang oleh sekolah," kata Pink dalam sebuah pernyataan terbuka.
"Saya sangat sedih melihat pihak berwenang membidik buku-buku tentang ras dan rasisme serta menentang penulis LGBTQ dan orang kulit berwarna. Kita telah melakukan banyak langkah menuju kesetaraan di negara ini dan tidak seorang pun ingin melihat kemajuan ini terbalik. Inilah sebabnya saya mendukung PEN America dalam pekerjaannya dan mengapa saya setuju dengan mereka: tidak ada lagi buku yang dilarang," tegas Pink.
(tia/pus)