Ketika bulan Juni datang hujan, pastinya teringat akan penggalan puisi karya Sapardi Djoko Damono. Syair ciptaan penyair asal Solo yang meninggal pada 19 Juli 2020 itu melegenda dan masih dikenang sampai sekarang.
Dari puisi, karya Hujan Bulan Juni itu merambah ke novel trilogi, lagu sampai adaptasi layar lebar.
Mengenang Hujan Bulan Juni yang bertepatan pada bulan ini, mari ingat lagi 5 fakta di balik proses kreatif penciptaannya. Berikut di antaranya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Awal Penciptaan
Sapardi Djoko Damono pertama kali menulis puisi Hujan Bulan Juni pada 1964. Buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni sukses diterjemahkan ke dalam empat bahasa yakni Inggris, Jepang, Arab, Mandarin, dan Rusia.
Buku puisi yang terbit pada 1994 itu memuat sebanyak 102 puisi di dalamnya. Sebagian puisi-puisinya masih dikenal dan dipelajari oleh pencinta sastra Indonesia.
2. Alasan Menulis
Dalam sebuah wawancara, Sapardi Djoko Damono mengemukakan alasan menulis puisi Hujan Bulan Juni. Sambil berkelakar, ia menuturkan jika menulis soal hujan di bulan Desember menjadi hal yang biasa-biasa saja.
"Kalau saya tulis tentang hujan pada bulan Desember, Desember kan memang (musim) hujan. Kalau nulisnya hujan pada Desember, nanti nggak ada yang bertanya, 'Mengapa harus hujan pada bulan Juni?'," kata Sapardi Djoko Damono.
Ketika ia menulisnya, ketika bulan Juni tiba memang tidak pernah ada hujan.
3. Ditulis di Rumah
Dari kediaman pribadi Sapardi Djoko Damono yang berada di komplek dosen UI Situ Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan, ia menuliskan syair dari Hujan Bulan Juni. Sapardi menulisnya ketika berada di dalam ruang kerja yang menghadap ke arah Danau Situ Gintung.
4. Adaptasi ke Novel
Hujan Bulan Juni merambah ke medium lainnya. Dari syair yang kata-katanya kuat, Sapardi Djoko Damono menerbitkan novel trilogi. Novel itu diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Dia menulis selama 6 bulan novel Hujan Bulan Juni dan merupakan karya pertamanya yang berasal dari tafsiran puisi. Novel Hujan Bulan Juni setebal 144 halaman menceritakan tentang kisah Sarwono dan Pingkan.
5. Film Hujan Bulan Juni
Sukses menjadi novel trilogi, Hujan Bulan Juni merambah ke versi layar lebar. Film Hujan Bulan Juni diperankan oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia.
Film Hujan Bulan Juni tayang pada 2 November 2017. Selain menghadirkan Adipati Dolken dan Velove Vexia, film itu juga menghadirkan artis Ira Wibowo, Baim Wong, Surya Saputra, hingga aktor asal Jepang Koutaro Kakimoto.
Sapardi Djoko Damono pun bermain sebagai cameo menjadi ayah dari Sarwono, karakter yang dibuatnya untuk novel Hujan Bulan Juni.
(tia/dar)